Pages

Minggu, 03 Agustus 2014

pengertian Sensation Seeking

Sensation seeking telah didefinisikan oleh Zuckerman (1979) sebagai sebuah trait yang menggambarkan "kebutuhan untuk mendapatkan sensasi yang bervarasi, baru, kompleks, intens dan pengalaman serta kemauan untuk mengambil risiko baik fisik maupun sosial demi pengalaman tersebut (Lin & Tsai, 2002). Sensation seeking berkaitan dengan berbagai kegiatan seperti penggunaan narkoba, agresi, seks, skydiving, olahraga body-contact, hiking dan berkemah, atau bermain game komputer dan video games (Lin & Tsai, 2002).



Kegiatan dari sensation seeking sendiri merupakan bentuk pengalaman yang menyenangkan bagi orang tertentu dengan berusaha memaksimalkan arousal dan memacu adrenalin mereka menjadi aktif sehingga dengan ketegangan yang mereka rasakan mendatangkan rasa puas dan bahagia saat mereka dapat melewati masa kritis tersebut (Zuckerman, 1979).

Dimensi sensation seeking

Sensation seeking menurut Zuckerman (1979) mengukur perbedaan individu dalam mencari sensasi terdiri dari empat dimensi:

1. Thrill and adventure seeking (mencari sensasi yang menggetarkan hati dan petualangan), meliputi sensasi dengan perilaku seperti terlibat dalam kegiatan fisik yang berisiko. Komponen ini menggambarkan hasrat untuk berpartisipasi dalam olahraga atau aktivitas yang menyajikan sensasi yang tidak biasa. Sensasi yang tidak biasa ini berhubungan dengan olahraga atau aktivitas yang menghasilkan sensasi kecepatan atau melawan gravitasi seperti  panjat tebing, menyelam, terjun payung, bungge jumping dan skydiping.

2. Experience seeking (mencari pengalaman), adalah perilaku mengejar pengalaman baru melalui perjalanan, musik, seni, dan obat-obatan. Komponen ini menggambarkan hasrat seseorang untuk bertemu dan berteman dengan orang yang tidak biasa.

3. Disinhibition (rasa malu) merupakan fitur perilaku yang mengabaikan kendala sosial seperti terlibat dalam pertempuran, mencari stimulasi sosial melalui pesta, minum-minum, dan berganti-ganti pasangan seks.

4. Boredom Susceptibility (kerentanan terhadap kebosanan), mengukur tingkat keengganan terhadap pengalaman yang berulang, pekerjaan rutin atau sesuatu yang dapat diprediksi, dimana reaksinya bisa berupa rasa gelisah ketika dihadapkan situasi tersebut. Dengan kata lain, komponen ini menjelaskan tentang seberapa mudah bosan pada suatu keadaan, reaksi seseorang dalam menghadapi situasi dan aktivitas monoton atau membosankan (Lin & Tsai,2002).

2 komentar:

  1. UNTUK KALIAN YANG INGIN MELAKSAKAN HAL HAL GHAIB SALAH SATUNYA ADALAH PESUGIHAN DAN PELET ANDA SUDAH BERADA DISITUS BLOG YANG TEPAT , TAPI SEBELUM DILAKSANAKANNYA HAL TERSEBUT ANDA DIWAJIB MELENGKAPI SYARAT-SYARATNYA YAITU MEMBAYAR MAHAR TERLBIH DAHULU GUNA UNTUK MEMBELI ALAT-ALAT SASAJIN ADAPUN MAHARNYA ITU BERBEDA-BEDA TERGANTUNG TINGKAT MANA YANG MAU DI AMBIL


    MAHAR YANG TERSEDIA :

    TINGKAT 1 : 7,5JT

    TINGKAT 2 : 5JT

    TINGKAT 3 : 2,5JT

    Jika Mahar tersebut Memberatkan Anda Silahkan hubungi langsung MBAH JAYA di 082314745222 Insya allah Mahar tersebut masih Bisa Dibantu Sebagian Oleh Mbah Karna Prinsip Yang di utamakan Disini Yaitu Saling TOLONG-MENOLONG dan Saling MEMPERCAYAI ANTARA ANDA DAN MBAH

    Kenapa MAHAR tersebut berbeda???
    itu karena perbedaan kecepatan penarikan DANA/UANG yang dihasilkan otomatis jika anda memilih tingkatan mahar yang lebih tinggi otomatis pula hasil yang didapatkan lebih banyak dari tingkatan dibawahnya

    BalasHapus
  2. bisa minta info dapus lin & tsai 2002?

    BalasHapus