Pages

Selasa, 06 Januari 2015

Perilaku menabung (mengapa orang menabung)

Dalam tinjauan psikologi perilaku konsumen, menurut Fisher terdapat dua macam pola perilaku konsumen terhadap uang. Yang pertama perilaku konsumen yang cenderung membelanjakan atau menghabiskan uang. Sering kali uang yang dipakai itu bukan untuk keperluan yang bergitu penting, ketika mereka melihat barang yang menarik atau diinginkan tanpa perlu pikir panjang. Mereka merasakan dorongan untuk menghabiskan uang dan memakainya secara tak terkontrol tanpa perlu berpikir untuk menyimpan beberapa bagian dari uang tersebut. Mereka cenderung membelanjakan jumlah uang yang mereka miliki untuk kebutuhan mereka pada saat ini.



Disisi lain ada beberapa orang yang menggangap uang sebagai sesuatu yang menjanjikan kedepan artinya untuk memprioritaskan kebutuhan ke depan nantiya mereka cenderung untuk menunda kesenangan untuk menghabiskan uang.sebaliknya dengan mengumpulkan uang, atau menyimpannya untuk tujuan-tujuan tertentu seperti menikah, biaya kuliah, atau biaya-biaya tidak terduga lainnya. Atau untuk mengumpulkan uang untuk sesuatu yang ingin dibeli dikemudian hari nantinya. Bentuk menyimpan uang ini bisa dengan berbagai cara bisa dengan menabung, berinvestasi atau lainnya (Fisher, 2000).

Salah satu jalan menyimpan uang yang paling sering dilakukan adalah dengan menabung, menabung bukanlah kata yang asing lagi ditelinga kita, hampir semua orang tahu tentang menabung. Menabung bisa melalui bank, menabung sendiri atau bahkan investasi emas. Namun yang menjadi masalah adalah kebiasaan menabung itu sendiri. menabung sering terngiang di telinga kita, tetapi tetap saja tidak semua orang menjadikan menabung sebagai kebiasaannya, walau memang ada sebagian orang yang gemar menabung, namun menabung terbukti sangat sulit diterapkan (Wardhani, 2008).

Faktanya banyak pengamat dari bidang ekonomi saat ini prihatin tentang rendahnya tingkat tabungan pribadi di Indonesia. Rendahnya angka tabungan ini membawa implikasi pada banyak hal, baik bagi pribadi itu sendiri maupun untuk negara secara keseluruhan seperti yang di lansir dibawah ini di beberapa berita.

"Jumlah kepemilikan rekening tabungan masih di bawah 50 persen dari total penduduk Indonesia saat ini," kata anggota Komisi XI DPR, Kemal Azis Stamboel. Berdasarkan penelitiannya, hanya sekitar 19,6 persen masyarakat Indonesia berusia di atas 15 tahun yang mempunyai rekening tabungan. Padahal, jumlahnya di Malaysia sudah 66,2 persen, Thailand 72,7 persen, dan Singapura 98,2 persen (okezone.com).

Masalah yang terjadi pada zaman yang serba konsumtif, orang-orang lupa untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak menabung, kita terkadang lupa diri bila sudah berada di tempat-tempat perbelanjaan (Wardhani, 2008). Tawaran diskon atau voucher membuat mereka segera merogoh dompet tanpa berpikir apakah barang yang dibeli benar-benar dibutuhkan. Gaya hidup konsumtif semacam ini semakin dimudahkan dengan berbagai kemudahan yang di tawarkan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan ekonomis, di tengah iming-iming yang serba menarik hati, kita harus bekerja ekstra keras untuk menarik diri dari perilaku konsumtif tersebut.

Seperti yang kita ketahui bersama ditengah-tengah keadaan yang serba ekonomis seperti sekarang ini, dimana semua berbagai macam hal muncul melalui media iklan membuat seolah-olah barang yang mereka tawarkan adalah barang yang penting. Kita sebagai konsumen seringkali lupa dan tidak menyadari mana yang penting dan tidak penting untuk kita beli. Uang yang harusnya bisa kita simpan untuk kedepannya, malah habis dengan tidak menentu untuk hal-hal yang belum tentu kita perlukan. Maka diperlukan kemampuan untuk mengelolo uang.

Kemampuan seseorang untuk mengelola uangnya adalah hal yang penting untuk menjadi sukses dalam hidup. Manajemen keuangan memiliki telah diidentifikasi sebagai penentu utama kesejahteraan keuangan seseorang (Garman & Forgue, 2006; Joo, 2008; Xiao, Tang & Shim, 2009). Manajemen keuangan yang efektif oleh seseorang sangat penting dalam mengembangkan kehidupannya karena merupakan komponen yang sangat diperlukan perbaikan kondisi ekonomi (Copur et al., 2010:1626).

Menurut Keynes (1936) ada 8 motif yang berbeda dalam menabung yaitu : (1) Precaution (tindakan pencegahan), berimplikasi pada menambah cadangan untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga; (2) Foresight (tinjauan masa depan), untuk mengantisipasi perbedaan antara pendapatan dengan pengeluaran belanja di masa depan (the life-cycle motive); (3) Calculation (perhitungan), ingin memperoleh keununtungan (bunga uang); (4) Improvement (perbaikan), meningkatkan standar hidup untuk waktu yang lama; (5) Independence (kebebasan), menunjukkan adanya kebutuhan akan kebebasan dan memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu; (6) Enterprise (usaha), adanya kebebasan untuk menanamkan uang ketika ia memungkinkan (mendukung); (7) Pride (kebanggaan), lebih tertuju pada menempatkan uang untuk ahli waris (the bequest motive); dan (8) Avarice (keserakahan harta) atau kekikiran yang sesungguhnya.

Sedangkan Browning dan Lusardi (1996) menambahkan adanya down-payment motive, yaitu keinginan (hasrat) untuk mengakumulasikan keseluruhan uang untuk digunakan sebagai alat pembayaran terhadap barang yang mahal dan tahan lama seperti rumah atau mobil. untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai mengapa orang mau menabung dan motif apa yang mendasarinya.

1 komentar:

  1. UNTUK KALIAN YANG INGIN MELAKSAKAN HAL HAL GHAIB SALAH SATUNYA ADALAH PESUGIHAN DAN PELET ANDA SUDAH BERADA DISITUS BLOG YANG TEPAT , TAPI SEBELUM DILAKSANAKANNYA HAL TERSEBUT ANDA DIWAJIB MELENGKAPI SYARAT-SYARATNYA YAITU MEMBAYAR MAHAR TERLBIH DAHULU GUNA UNTUK MEMBELI ALAT-ALAT SASAJIN ADAPUN MAHARNYA ITU BERBEDA-BEDA TERGANTUNG TINGKAT MANA YANG MAU DI AMBIL


    MAHAR YANG TERSEDIA :

    TINGKAT 1 : 7,5JT

    TINGKAT 2 : 5JT

    TINGKAT 3 : 2,5JT

    Jika Mahar tersebut Memberatkan Anda Silahkan hubungi langsung MBAH JAYA di 082314745222 Insya allah Mahar tersebut masih Bisa Dibantu Sebagian Oleh Mbah Karna Prinsip Yang di utamakan Disini Yaitu Saling TOLONG-MENOLONG dan Saling MEMPERCAYAI ANTARA ANDA DAN MBAH

    Kenapa MAHAR tersebut berbeda???
    itu karena perbedaan kecepatan penarikan DANA/UANG yang dihasilkan otomatis jika anda memilih tingkatan mahar yang lebih tinggi otomatis pula hasil yang didapatkan lebih banyak dari tingkatan dibawahnya

    BalasHapus