Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 13 Mei 2015

Jasa analisis data statistik

Salman Consulting
Jasa konsultasi statistik untuk penelitian, riset, survey

Telp: 083180602691



Menyediakan layanan jasa bantuan analisis data untuk keperluan penelitian untuk skripsi, thesis, disertasi, survey dan lainnya. Serta membantu anda menginterpretasikan hasil tersebut, ditangani oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman.

Menyediakan layanan Analisis regresi (linear regression, logistic regression, multinomial regression, probit regression dan lainnya), Analisis factor (explanatory factor analysis, confirmatory factor analysis), structural equation model (sem), item response theory (irt) dan berbagai jenis analisis lainnya sesuai dengan kebutuhan anda, dengan menggunakan software spss, amos, lisrel, winstep dan mplus, 

Kami siap melayani kebutuhan anda.

Hub: 083180602691 (sms or whatapp)
Pinbb: 7E523F72

Email: salman.privacy09@gmail.com

Selasa, 10 Februari 2015

Pengertian Motivasi

Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu[1] karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku (Kreitner dan Kinicki, 2005:248).

Keberhasilan pengelolaan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya, sehingga sangat penting untuk diketahui bahwa ada teknik-teknik yang dapat memelihara dan mempertahankan loyalitas prajurit antara lain adalah motivasi. Mengutip Ivancevich, dkk, ”motivation is the concept we use when we describe the forces acting on or within an individual to initiate and direct behavior.[2] Pendapat ini menyampaikan bahwa motivasi mendorong kekuatan atau tenaga dalam diri seseorang untuk berbuat/berinisisatif dan mengarahkan perilakunya. Sedangkan Menurut Frederick Herzberg yang dikenal dengan teori motivasi dua faktor atau motivator higiene[3] menyatakan bahwa serangkaian kondisi ekstrinsik, konteks pekerjaan, yang menimbulkan ketidakpuasan antar karyawan ketika kondisi tersebut tidak ada, namun jika kondisi tersebut ada maka kondisi tersebut tidak selalu memotivasi prajurit. Kondisi ini adalah dissatisfier atau faktor higiene karena faktor-faktor itu diperlukan untuk mempertahankan setidaknya suatu tingkatan dari tidak adanya ketidakpuasan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1.      Gaji
2.      Keamanan Pekerjaan
3.      Kondisi Kerja
4.      Status
5.      Prosedur Perusahaan
6.      Kualitas pengawasan teknis
7.      Kualitas hubungan interpersonal antar rekan kerja, dangan atasan dan dengan bawahan.
Lebih lanjut Herzberg menyampaikan bahwa faktor motivator adalah faktor utama yang berhubungan langsung dengan isi pekerjaan atau faktor-faktor instrinsik. Faktor ini dapat mendorong orang untuk bekerja lebih baik yang terdiri dari prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan pengembangan potensi individu. Motivasi sebagai pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik juga merupakan faktor yang membuat perbedaan antara sukses dan gagalnya dalam banyak hal dan merupakan tenaga emosional yang sangat penting untuk pekerjaan baru.[4]
Adapun tujuan dari motivasi kerja kepada karyawan seperti yang disampaikan oleh Syadam dalam Kadarisman, adalah untuk : [5]
1.      Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan;
2.      Meningkatkan gairah dan semangat kerja;
3.      Meningkatkan disiplin kerja;
4.      Meningkatkan prestasi kerja;
5.      Meningkatkan rasa tanggung jawab;
6.      Meningkatkan produktivitas dan efisiensi;
7.      Menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan.
            Menurut Rivai dalam Kadarisman, menyatakan bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesefik sesuai dengan tujuan individu.[6] Motivasi sebagai pendorong atau maupun menggerakkan seseorang untuk bekerja dan motivasi bertolak belakang dari ketentuan yang belum terpenuhi.
Menurut Maslow yang dikutip Siagian dalam Kadarisman, mengemukakan tentang teori hierarki kebutuhan, terdapat 5 (lima) lima kebutuhan pegawai dalam organisasi yang disusun secara hierarkis (bertingkat) yaitu :[7]
1.      Kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs)seperti sandang, pangan dan papan.
2.      Kebutuhan keamanan (safety needs) seperti kebutuhan akan keamanan jiwa dan harta.
3.      Kebutuhan sosial (social needs) seperti kebutuhan perasaan diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, perasaan maju dan tidak gagal dan kebutuhan ikut serta di dalam organisasi.
4.      Kebutuhan akan prestise (esteem needs) yaitu kebutuhan akan status yang diduduki oleh seseorang.
5.      Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self aktualization) yaitu kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas mental dan karyawan melalui on the job training, seminar, loka karya, dan sebagainya.
Teori Maslow yang berkaitan dengan motivasi kerja, dirinci sebagai berikut yaitu: kebutuhan yang mendasar adalah upah, kebutuhan berikutnya adalah rasa aman, yang paling dihubungkan Iangsung dengan pekerjaannya, termasuk perencanaan masa kerja dan pensiun. Kebutuhan rasa memiliki dicerminkan pada keanggotaan kelompok formal dan non formal, kebutuhan harga diri ditandai dengan adanya gelar, status, dan promosi. Kebutuhan aktualisasi diri tampak pada keinginan untuk berprestasi.Kriteria pemenuhan kebutuhan pegawai yang dirumuskan oleh Maslow di atas menyatakan bahwa semakin rendah kriteria tingkat kebutuhan yang ada semakin besar prosentase pemenuhannya. Sebaliknya semakin tinggi kriteria tingkat kebutuhan menunjukkan angka prosentase yang Iebih kecil.
Untuk menghindari kekurang tepatan menggunakan istilah motivasi perlu kiranya dikemukakan oleh Manullang dalam (Martoyo,2007) tentang beberapa istilah yang mirip dengan pengertian dari :
1)     Motif disamakan artinya dengan kata-kata dorongan, serta alasan, yang dimaksud dengan motif adalah dorongan atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak.
2)     Motivasi atau motivation menimbulkan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang dapat menimbulkan dororngan. Dapat juga dikatakan bahwa motivation adalah faktor yang mendorong orang bertindak dengan cara tertentu.
3)     Motivasi kerja adalah bertolak dari arti motivasi, maka motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau kata lain pendorong semangat.
4)     Insentive atau insentif dapat digantikan dengan kata alat komunikasi, sarana komunikasi, sarana penimbul motivasi atau sarana yang menimbulkan dorongan.




[1] Brigjen TNI Amiroeddin Sjarif, S.H. ,Disiplin Militer dan pembinaanya tahun 1983 hal 39
[2]Ivancevich,Jhon M, dkk.(2012). Organization : Behavior, Structure, Processes.New York, Published by McGraw-Hill, hlm 126
[3]Robbins,Stephen P.,Judge,Timothy A.(2007). Perilaku Organisasi. (Terjemahan : Diana Angelica, Ria Cahyadi dan Abdul Rosyid), Jakarta, Salemba Empat ,hlm 227
[4] Kadarisman.M.(2012).Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta,PT Raja Grafindo Persada, hal 278

Minggu, 01 Februari 2015

Kumpulan Ebook Keren

sebagai ucapan terima kasih kepada saudara/i yang telah mengisi kusioner. terdapat ebook-ebook menarik yang dapat di download di bawah ini





  • 7 keajaiban rezeki http://www.mediafire.com/view/n1n24d9j3zu7ag6/7_Keajaiban_Rezeki.pdf
  • teknik professionalk photoshop cs3 http://www.mediafire.com/view/yp9y7bsmpwzeuap/teknik_professional_photoshop_cs3.pdf
  • ebook pamlmesrty (ramalan tangan) http://www.mediafire.com/view/hqghqdty18e5oy6/ramalan_tangan.pdf
  •  853 nama bayi islam http://www.mediafire.com/view/0fkziphnk79dmnl/853_nama_bayi_muslim.pdf
  • bukan negeri dongeng http://www.mediafire.com/view/t20bhtgywbfxd15/bukan_di_negeri_dongeng.pdf
  • dialog dengan jin muslim http://www.mediafire.com/view/ypocjxg7xe7yx87/Dialog_Dengan_Jin_Muslim.pdf
  • psikologi humor http://www.mediafire.com/view/d09hlu3zu8pd6e0/Humor_Psikologi_-_Achmanto_Mendatu_(2010).pdf
  • terjemahan kitab riyadushalihin http://www.mediafire.com/view/fd3oh7tab6479a7/KITAB_Riyadushalihin.pdf
  • Make money online with YouTube http://www.mediafire.com/view/hi5t5utdy3feetu/Make_Money_Online_With_Youtube.pdf


  • Sejarah tuhan http://www.mediafire.com/view/4hj29sowomk0rvw/Sejarah_tuhan.pdf

  • Resep cake http://www.mediafire.com/view/qyxxhi9wkm4xets/resep_cake.pdf
  • resep kue basah http://www.mediafire.com/view/r62zzql6ke728eb/resep_kue-basah.pdf
  • resep desert http://www.mediafire.com/view/org7q8gzn3egcbx/resep_dessert.pdf

  • NLP (Neuro-Linguistic_Psychology) http://www.mediafire.com/view/37d2apb6js1i9bu/NLP_-_Neuro-Linguistic_Psychology_-_Beyond_Words.pdf

  • kumpulan bacaan psikologi http://www.mediafire.com/download/yr9p231e8o2zpr9/Kumpulan_bacaan_psikologi.rar

  • kumpulan cerita motivasi Andrias Harefa http://www.mediafire.com/download/4m0mtywykzuervt/Cerita_motivasi_Andrias_Harefa.rar

Selasa, 06 Januari 2015

Perilaku menabung (mengapa orang menabung)

Dalam tinjauan psikologi perilaku konsumen, menurut Fisher terdapat dua macam pola perilaku konsumen terhadap uang. Yang pertama perilaku konsumen yang cenderung membelanjakan atau menghabiskan uang. Sering kali uang yang dipakai itu bukan untuk keperluan yang bergitu penting, ketika mereka melihat barang yang menarik atau diinginkan tanpa perlu pikir panjang. Mereka merasakan dorongan untuk menghabiskan uang dan memakainya secara tak terkontrol tanpa perlu berpikir untuk menyimpan beberapa bagian dari uang tersebut. Mereka cenderung membelanjakan jumlah uang yang mereka miliki untuk kebutuhan mereka pada saat ini.



Disisi lain ada beberapa orang yang menggangap uang sebagai sesuatu yang menjanjikan kedepan artinya untuk memprioritaskan kebutuhan ke depan nantiya mereka cenderung untuk menunda kesenangan untuk menghabiskan uang.sebaliknya dengan mengumpulkan uang, atau menyimpannya untuk tujuan-tujuan tertentu seperti menikah, biaya kuliah, atau biaya-biaya tidak terduga lainnya. Atau untuk mengumpulkan uang untuk sesuatu yang ingin dibeli dikemudian hari nantinya. Bentuk menyimpan uang ini bisa dengan berbagai cara bisa dengan menabung, berinvestasi atau lainnya (Fisher, 2000).

Salah satu jalan menyimpan uang yang paling sering dilakukan adalah dengan menabung, menabung bukanlah kata yang asing lagi ditelinga kita, hampir semua orang tahu tentang menabung. Menabung bisa melalui bank, menabung sendiri atau bahkan investasi emas. Namun yang menjadi masalah adalah kebiasaan menabung itu sendiri. menabung sering terngiang di telinga kita, tetapi tetap saja tidak semua orang menjadikan menabung sebagai kebiasaannya, walau memang ada sebagian orang yang gemar menabung, namun menabung terbukti sangat sulit diterapkan (Wardhani, 2008).

Faktanya banyak pengamat dari bidang ekonomi saat ini prihatin tentang rendahnya tingkat tabungan pribadi di Indonesia. Rendahnya angka tabungan ini membawa implikasi pada banyak hal, baik bagi pribadi itu sendiri maupun untuk negara secara keseluruhan seperti yang di lansir dibawah ini di beberapa berita.

"Jumlah kepemilikan rekening tabungan masih di bawah 50 persen dari total penduduk Indonesia saat ini," kata anggota Komisi XI DPR, Kemal Azis Stamboel. Berdasarkan penelitiannya, hanya sekitar 19,6 persen masyarakat Indonesia berusia di atas 15 tahun yang mempunyai rekening tabungan. Padahal, jumlahnya di Malaysia sudah 66,2 persen, Thailand 72,7 persen, dan Singapura 98,2 persen (okezone.com).

Masalah yang terjadi pada zaman yang serba konsumtif, orang-orang lupa untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak menabung, kita terkadang lupa diri bila sudah berada di tempat-tempat perbelanjaan (Wardhani, 2008). Tawaran diskon atau voucher membuat mereka segera merogoh dompet tanpa berpikir apakah barang yang dibeli benar-benar dibutuhkan. Gaya hidup konsumtif semacam ini semakin dimudahkan dengan berbagai kemudahan yang di tawarkan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan ekonomis, di tengah iming-iming yang serba menarik hati, kita harus bekerja ekstra keras untuk menarik diri dari perilaku konsumtif tersebut.

Seperti yang kita ketahui bersama ditengah-tengah keadaan yang serba ekonomis seperti sekarang ini, dimana semua berbagai macam hal muncul melalui media iklan membuat seolah-olah barang yang mereka tawarkan adalah barang yang penting. Kita sebagai konsumen seringkali lupa dan tidak menyadari mana yang penting dan tidak penting untuk kita beli. Uang yang harusnya bisa kita simpan untuk kedepannya, malah habis dengan tidak menentu untuk hal-hal yang belum tentu kita perlukan. Maka diperlukan kemampuan untuk mengelolo uang.

Kemampuan seseorang untuk mengelola uangnya adalah hal yang penting untuk menjadi sukses dalam hidup. Manajemen keuangan memiliki telah diidentifikasi sebagai penentu utama kesejahteraan keuangan seseorang (Garman & Forgue, 2006; Joo, 2008; Xiao, Tang & Shim, 2009). Manajemen keuangan yang efektif oleh seseorang sangat penting dalam mengembangkan kehidupannya karena merupakan komponen yang sangat diperlukan perbaikan kondisi ekonomi (Copur et al., 2010:1626).

Menurut Keynes (1936) ada 8 motif yang berbeda dalam menabung yaitu : (1) Precaution (tindakan pencegahan), berimplikasi pada menambah cadangan untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga; (2) Foresight (tinjauan masa depan), untuk mengantisipasi perbedaan antara pendapatan dengan pengeluaran belanja di masa depan (the life-cycle motive); (3) Calculation (perhitungan), ingin memperoleh keununtungan (bunga uang); (4) Improvement (perbaikan), meningkatkan standar hidup untuk waktu yang lama; (5) Independence (kebebasan), menunjukkan adanya kebutuhan akan kebebasan dan memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu; (6) Enterprise (usaha), adanya kebebasan untuk menanamkan uang ketika ia memungkinkan (mendukung); (7) Pride (kebanggaan), lebih tertuju pada menempatkan uang untuk ahli waris (the bequest motive); dan (8) Avarice (keserakahan harta) atau kekikiran yang sesungguhnya.

Sedangkan Browning dan Lusardi (1996) menambahkan adanya down-payment motive, yaitu keinginan (hasrat) untuk mengakumulasikan keseluruhan uang untuk digunakan sebagai alat pembayaran terhadap barang yang mahal dan tahan lama seperti rumah atau mobil. untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai mengapa orang mau menabung dan motif apa yang mendasarinya.