Sebagai contoh, pada ilmu fisika molecular, dimana telah ditemukan quark yang merupakan pembentuk proton dan neutron, kebenaran apa lagi yang akan bisa diungkap setelah penemuan ini. Contoh lain pada neurosains dimana telah ditemukan RNA dan DNA yang memproduksi protein sebagai bahan dasar kehidupan. Seperti itu juga teori big-bang,relavitas cahaya, nah hal apa lagi yang akan mungkin ditemukan pada saat ini, kalaupun ada hal itu lebih bersifat spekulatif. Selain itu perkawinan antara satu ilmu dengan ilmu lain, yang malah menjadikan ilmu tersebut menjadi kehilangan jati dirinya( prinsip sesungguhnya) seperti perkawinan matematika dengan seni, dimana angka dijadikan alat untuk seni meramal, pada akhirnya ilmu pengetahuan akan saling kehilangan jati dirinya bukan untuk mencari kebenaran.
Nah dalam rangka hubungan limit of scientic knowledge dengan kebenaran, ilmu pengetahuan yang telah mengalami kematian karena ilmu pengetahuan tidak lagi digunakan dalam rangka mencari kebenaran, diman kebenaran tadi sudah sampai pada batasnya, Selanjutnya ilmu pengetahuan malah digunakan untuk memuaskan keserakahan, kesombongan dan kesenangan manusia, terbukti dengan digunakan ilmu pengetahuan untuk memuaskan kebutuhan manusia yang tak ada habisnya. bahkan kalau berbicara ekstrimnya manusia menggungakan ilmu pengetahuan untuk berlagak jadi tuhan dengan berbicara tentang cloning, computer yang melebihi manusia, alien dan hal-hal lainnya. Hal ini yang terjadi ketika ilmu pengetahuan sudah mencapai batasnya dan tak ada kebenaran lagi yang akan mungkin diungkap. Ilmu pengetahuan akan mati dalam keserakahan manusia.
Oleh karena itulah kematian ini hendaknya dilihat sebagai ditinggalkannya sebuah prinsip, kondisi dan realitas untuk beralih pada prinsip, kondisi dan realitas lain. Artinya jika pengetahuan yang sifatnya empiris dan rasional tadi sudah mengalami akhirnya, maka akan lahir pengetahuan yang lain. Yaitu pengetahuan yang mampu mengungkap kebenaran haqiqi dari setiap hal yang tak mampu dijelaskan oleh rasio. Ketika kita bertanya apakah itu, hal itu adalah batin manusia yang memiliki potensi dalam dirinya yang disebut hati nurani, tempat manusia melihat Tuhan dan Tuhan melihat manusia dan tempat mencari kebenaran yang haqiqi.