Pages

Sabtu, 31 Maret 2012

minat dan motivasi serta proses kognitif dalam motivasi



Secara umum atau garis besar kita sudah dapat mengambarkan bahwa motivasi serta minat akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar dan juga hasil dari belajar itu sendiri. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat sejauh mana motivasi mempengaruhi khususnya prestasi belajar. Kita bisa katakan bahwa semakin tinggi suatu motivasi dan minat seorang anak maka akan semakin baik pula proses dan hasilnya.

Semua hal diatas saling berkaitan bahkan berurutan, sebagai contoh jika seorang anak memiliki minat terhadap sebuah mata pelajaran ditambah lagi ada dukungan dari eksternalnya sehingga motivasi si anak menjadi lebih besar, dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses belajarnya, bagaimana ia berusaha untuk memperoleh pelajaran tersebut, sejauh mana ia akan mampu menghadapi kendala-kendala yang di hadapi pada pelajaran tersebut, dan tentunya itu akan berpengaruh positif terhadap prestasi yang ia dapat. Bahkan jika si anak tidak cukup mempunyai kemampuan (kecerdasan ) yang lebih. Begitu juga sebaliknya jika seorang anak yang memilki kemampuan (kecerdasan yang lebih ketika ia tidak mempunyai cukup motivasi dan minat di sebuah mata pelajaran, hasilnya tentu bisa tidak sesuai dengan kempuannya tadi.

Dan dimana motivasi juga memberi fungsi sebagai (1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan (2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah (3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak.

Untuk menjelaskan lebih lagi tentang bagaimana motivasi timbul dan mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Motivasi Ekstrinsik dan intrinsic

Motivasi Entrinsic Yaitu melakukan sesuatu karena atau untuk jalan mendapatkan sesuatu yang lain, untuk motivasi eksentrik ini seringkali didorong oleh factor-faktor yang sifatnya eksternal (insentif eksternal). Sperti ketika seorang murid belajar utntuk mendapatkan nilai yang bagus. Perspektif behavior sangat menekakan akan penting nya itnensif eksternal untuk meningkatkan motivasi ekstrensik ini

Motivasi Insintrik :Yaitu melakukan sesuatu karena atau degan alas an seuatu itu sendiri, sedagnkan utnuk motivasi intrisik ini, intensif internal sangat mempengaruhinya seperti kepuasan akan hasil yang dicapai, perasaan senang terhadap tantangan yang sesuai dengan kemampuannya. Motivasi intrinsic ini di tekankan oleh perspektif kognitif dan humanis.

Untuk memahami lebih lanjut motivasi intrinsic ada 2 jenis pandangan dari motivasi intrinsic :
1. Detrinasi diri dan pilihan personal : pandangan ini menekakan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri bukan karena kesuksesan atau imbalan ekternal, periset menemukan bahwa minat dan motivasi intrinsic dalam tugas sekolah ketika murid unya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab opersonal atas pembelajaran mereka. Sedangkan

2. pengalaman optimal yang mengambarkan bagaimana pengalaman optimal berupa perasaan senang dan bahagia yang besar terjadi ketika seseorang merasa mampu, menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakuakan sebuah aktivitas.

Imbalan ekstrisik dan motivasi intrinsic : sebgai mana yang sudah kita ketahui imbalan ekstrinsik memang dapat mengubah perilaku akan tetapi pada situasi tertentu imbalan ekstrensik itu justru membuat motivasi intrinsic seorang siswa justru menurun dan melemahkan pembelajaran. Kegunaan imbalan ekstrinsik sebenarnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu mengontrol prilaku dan mengandung informasi ketika sebuah imbalan eksentric yang sifatnya hanya untuk mengontrol prilaku saja, namun ketika sebuah imbalan Eksentric mengan dung informasi, seebagai contoh informasi tentang kemampuan, kompetensi atau keahlian maka imbalan eksentric tersebut dapat menjadi penguat untuk motivasi intrinsiknya.

dalam mendukung motivasi ada 4 proses kognitif lain yang mendukung yaitu :

a. Self attribution : atribusi ini adalah sbab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil, dan mereka atribusi merupakan usaha dalam memhami prilaku atau kinerja nya sendiri. Ada 3 dimensi attribution (1) lokus apakah sebab itu bersifat eksternal atau internal (2) kemampuan sejauhmana sebab itu dapat dan tidak dapt diubah (3) daya control sejauh mana sebab itu dapat dikontrol.

b. Mastery ada dua jenis nya (1) Orientasi untuk mengusai yaitu seorang anak akan focus pada suatu tugas ketimbang mempedulikan kemampuan mereka dan mereka menikmati degan sikap positif (tantangan) dan menciptakan statregi berorientasi solusi menigkataka kinerja mereka, dan mereka sringkali menyruh dati mereka sendiri untuk memerhatikan, berpikir cermat dan mengngat strategi. sebaliknya Orintasi tak berdaya mereka akan fkus pada ketiak mampuan mereka.dan orinetasi kenerja diman mereka berorientasi pada hasil dan tidak begitu mempedulikan proses

c. Self efficacy : keyakinan sesorang dapat mengusai situasi dan memproduksi hasil positif, konsep ini akan mempengaruhi aktifitas seseoang, seseorang yang memiliki self efficacy rendah akan cenderung menghindari tugas, dan belajar khususnya yang sulit dan sebaliknya

d. Penentua tujuan, perecanaan dan monitoring diri,penetuan tujuan yang spesifik danmulai dari yang jangka pendek akan meningkatkan prestasi dan self efficacy sebuah tujuan yang menatang akan meningkatakn komitmen diri.selanjtunya perencanaaan yang merupakan cara untuk dan stategi untuk mencapai ssebuah tujuan.dan terakhir monitoring diri sejauh mana ia telah dapat memanage rencana dan sudah kah tujuna nya dapat tercapai dimana dalam monitoring ini di lakukan evaluasi-evalusi.

0 komentar:

Posting Komentar