1 Definisi Tipe Kepribadian
Tipe
adalah Abstraksi/pengelompokan
sifat-sifat; mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan sifat. Akan tetapi tipe
menyembunyikan (sifat) keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan perbuatan yang
tidak begitu cocok dengan kenyataan.
Tujuan
dari penggolongan kepribadian adalah untuk mengklasifikasikan seseorang
berdasarkan keunikan atau ciri khasnya dan memahaminya berdasarkan
kepribadiannya. Penggolongan kepribadian memiliki kebenaran yang bersifat tidak
mutlak, relatif disesuaikan kepada keadaan atau situasi tertentu. Ada beberapa
teori yang mungkin cocok pada situasi tertentu, ada teori yang tidak cocok pada
situasi tertentu.
Dari
banyak teori tentang tipe kepribadian, penulis hanya membahas lebih mendalam
tentang tiga teori berdasarkan aspek
biologis, lingkungan, dan psikologis. Adapun penjelasannya akan dijelaskan di
bawah ini.
1. Berdasarkan
Aspek Biologis
Berdasarkan aspek bilogis,
Hippocrates dan Galenus (400 QSM DAN 175) mengemukakan bahwa manusia dapat
dibagi menjadi empat golongan berdasarkan keadaan zat cair yang ada di dalam
tubuhnya.
- Melankolis, yaitu individu yang memiliki banyak empedu hitam
dalam tubuhnya, sehingga individu dengan tipe ini cenderung perfeksionis,
menyukai hal yang detail, dan akuran. Adapun kekurangannya adalah terlalu
perfeksionis sehingga senang menunda pekerjaan demi tercapainya
kesempurnaan, bersikap murung atau
muram, pesismistis, dan selalu menaruh rasa curiga. Pekerjaan yang cocok
dengan tipe ini berhubungan dengan penelitian.
- Sanguinis, yaitu individu yang memiliki banyak darah di dalam
tubuhnya, sehingga individu dengan tipe ini cenderung menunjukkan wajah
yang berseri- seri, periang, senang berbicara, senang menjadi pusat
perhatian dan optimis. Adapu kekurangannya adalah tergantung pada mood. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini
adalah pembicara dan hal- hal yang berhubungan dengan dunia hiburan.
- Flegmatis, yaitu individu yang memiliki banyak lendir dalam
tubuhnya, sehingga individu dengan tipe ini cocok menjadi seorang pemimpin
karena memiliki keinginan yang kuat, pembawaannya selalu tenang,
pendiriannya kuat dan dapat mewujudkan aspirasi yang dipimpinnya. Adapun
kelemahannya adalah wajah yang pucat, lamban, pesimis, dan pemalas .
Adapun pekerjaan yang cocok adalah menjadi pemimpin atau manajer.
D.
Koleris, berbeda dengan tipe melankolis yang
memiliki banyak empedu hitam, tipe koleris memiliki banyak empedu kuning di
dalam tubuhnya sehingga individu dengan tipe ini biasanya memiliki tubuh yang
besar dan kuat, namun di sisi lain pemarah, tidak dapat mengendalikan dirinya
dengan baik, dan cenderung agresif.
Pekerjaan yang cocok adalah pekerjaan yang tidak memiliki banyak konflik.
2. Berdasarkan
Aspek Lingkungan
Kepribadian
dan lingkungan tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki kekuatan
untuk saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya. Lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses perkembangan
kepribadian individu begitu pula kepribadian individu sendiri memiliki
kontribusi yang besar bagi perkembangan lingkungan.
Berbeda
dengan Hippocrates dan Galenus yang menggolongkan kepribadian manusia
berdasarkan keadaan zat cair, Eduard Spranger, seorang ahli jiwa dari Jerman,
mencoba untuk mengadakan suatu penyelidikan kepribadian manusia dengan cara
lain. Ia mengadakan penggolongan manusia berdasarkan aspek lingkungan terutama
sikap manusia itu terhadap nila- nilai budaya yang hidup dalam masyarakat.
Nilai kebudayaan itu dibaginya
menjadi enam golongan, yaitu: politik, ekonomi, sosial, seni, agama, dan teori.
( Shobur, 2006). Berdasarkan teori tersebut, ia membagi kepribadian manusia
menjadi enam golongan.
- Manusia politik. Orang dengan tipe politik
cenderung memiliki sifat untuk menguasai dan mengendalikan orang lain.
Nilai yang terpenting baginya adalah politik, sehingga cukup beralasan
bila dalam kesehariannya ia sangat senag berbicara tentang politik dan
kenegaraan, mengikuti setiap pergolakan yang terjadi di dalam maupun luar
negeri.
- Manusia ekonomi. Orang dengan tipe ini mempunyai
kepribadian pekerja keras dan senang untuk mencari keuntungan. Oleh karena
itu, nilai yang terpenting bagi tipe ini adalah uang. Menurut mereka, uang
adalah segalanya dan setiap usahanya ditujukan pada penguasaan materi
sebanyak- banyaknya. Tujuan kehidupannya adalah mencapai kebahagiaan
melalu harta kekayaan. Selain itu orang dengan tipe ini
sangat menghargai waktu, adapun semboyan yang dipegang adalah time is money. Setiap
kegiatan selalu dipertimbangkan untung ruginya karena mereka tidak mau
membuang waktu dengan percuma.
- Manusia sosial. Orang dengan tipe ini biasanya
memiliki sifat suka mengabdi dan rela berkorban untuk orang lain. Oleh
karena itu, nilai sosial adalah nilai yang paling berharga. Menurut
mereka, dapat membantu orang lain yang mengalami kesulitan memberikan
nilai kepuasan tersendiri yang dapat menenangkan jiwanya, membatnya lebih
bahagia. Di dalam kehidupan
masyarakat, mereka senang sekali bekerja sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu masalah, pandai bersosialisasi, menyukai aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan sosial.
- Manusia seni. Orang dengan kepribadian seni,
jiwanya selalu dipenuhi oleh nilai- nilai keindahan. Mereka sangat
menyukai hal- hal yang berhubungan dengan seni, dan rela untuk
menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada kesenian. Adapun kepribadian
tipe manusia seni ini adalah suka menyendiri, memilih tempat yang jauh
dari kebisingan untuk mencari inspirasi dan jauh dari kemewahan hidup.
- Manusia agama. Orang dengan tipe ini mempunyai
tujuan hidup untuk mengabdi dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka selalu ingin berbuat kebajikan terhadap orang lain serta
melaksanakan syariat agamanya semaksimal mungkin. Dalam semua tindak-
tanduknya, mereka senantiasa memperlihatkan ajaran- ajaran agama.
- Manusia teori. Orang dengan tipe ini biasanya
senang berpikir, berfilsafat, dan mengabdi kepada ilmu pengetahuan. Meraka
senang sekali membaca, berdiskusi mengenai teori ilmu pengetahuan, mengadakan
penelitian dan cenderung menyendiri dibandingkan harus memperbincangkan
sesuatu yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu, nilai yang paling berharga
bagi tipe ini adalah ilmu pengetahuan di atas segalanya.
3. Berdasarkan
Aspek Psikologis
C.G.
Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat pembagian tipe kepribadian
manusia dengan cara lain. ( Shobur, 2006)
Ia menyatakan bahwa perhatian manusia terbagi menjadi dua arah, yakni ke
luar dirinya yang disebut dengan ekstrovert, dan ke dalam dirinya yang disebut
dengan introvert. Ia percaya dengan melalui dua kategori ini, terdapat fungsi
dua cara yang berlainan. Kita dapat mempersepsikan informasi melalui
pengindraan atau intuisi. Kita dapat membuat keputusan secara objektif melalui
fakta- fakta yang logis atau secara subjektif menggunakan perasaan. Jung yakin bahwa setiap manusia menggunakan
fungsi ini dalam kehidupan, tetapi setiap individu menggunakannya dengan cara
yang berbeda pada tingkat tertentu. Ke
mana arah perhatian manusia itu yang terkuat ke luar atau ke dalam dirinya,
itulah yang menentukan tipe orang itu. Jadi, menurut Jung, tipe manusia dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu (Purwanto, 1998):
- Tipe Ekstrovert, yaitu orang- orang yang energi
atau perhatiannya lebih diarahkan ke luar dirinya, kepada orangnlain dan
masyarakat.
- Tipe introvert, orang- orang yang energi atau
perhatiannya lebih mengarah pada dirinya, pada ”aku”-nya, yaitu melalui
pemikirannya, persepsinya, dan reaksinya.
Oleh
karena itu orang yang tergolong ekstrovert secara alami memiliki kecenderungan
untuk aktif, terbuka, ekspresif, senang bersosialisasi, sementara introvert,
sebaliknya memiliki kecanderungan untuk lebih tertutup, kurang suka bergaul,
pendiam, suka menyendiri, tertarik pada interaksi yang lebih sedikit, tetapi
dengan lebih dalam dan fokus. Adapun beberapa perbedaan anatara ekstrover dan
introvert diuraikan secara lebih spesifik oleh Crow, sebagai berikut:
Tabel 3
Perbedaan Ektrovert dan Introvert
Ekstrovert
|
Introvert
|
Lancar
dalam berbicara
|
Lebih
lancar menulis ketimbang berbicara
|
Bebas
dari kekhawatiran dan kecemasan
|
Cenderung
diliputi kekhawatiran
|
Tidak
lekas malu dan canggung
|
Lekas
malu dan canggung
|
Umumnya
bersifat konservatif
|
Cenderung
bersifat radikal
|
Mempunyai
minat pada atletik
|
Senang
membaca buku dan majalah
|
Dipengaruhi
oleh data objektif
|
Lebih
dipengaruhi oleh perasaan subjektif
|
Ramah
dan suka berteman
|
Agak
tertutup jiwanya
|
Suka
bekerja sama dengan orang lain
|
Lebih
senang bekerja sendiri
|
Kurang
memedulikan penderitaan dan milik sendiri
Mudah
menyesuaikan diri dan luwes
|
Sangat
menjaga terhadap penderitaan dan miliknya
Sukar
menyesuaikan diri dan kaku dalam pergaulan
|
Dilihat
dari tabel. 3 dapat disimpulkan bahwa baik ekstrovert maupun introvert memiliki
kekurangan dan kelebihan masing- masing. Ada pada saat waktu dan kondisi
tertentu dimana tipe ekstrovert lebih baik, sebaliknya pada saat waktu dan
kondisi yang lain tipe introvert jauh lebih baik.
2.2 Definisi Sifat
Dalam
psikologi, teori Trait merupakan pendekatan utama untuk mempelajari kepribadian
manusia. Sifat teori terutama tertarik pada pengukuran sifat, yang dapat
didefinisikan sebagai pola kebiasaan perilaku, pikiran, dan emosi. Menurut
perspektif ini, sifat relatif stabil dari waktu ke waktu, berbeda antara
individu-individu (misalnya, beberapa orang keluar sedangkan yang lainnya
pemalu), dan mempengaruhi perilaku. Pada tahun 1936, Gordon Allport menemukan suatu kamus bahasa Inggris berisi lebih dari 4.000
kata-kata yang menggambarkan kepribadian yang berbeda tentang traits. Menurut Allport, sifat
adalah kecenderungan (predisposisi) untuk merespon sesuatu dengan cara yang
sama pada berbagai stimulus yang berbeda.
Adapun Ciri- Ciri Sifat (Traits):
•
Keberadaannya nyata ada dalam diri tiap manusia
(tidak hanya teoritis/label)
•
Trait menentukan atau menyebabkan perilaku
(tidak hanya muncul karena ada stimulus)
•
Trait dapat dibuktikan secara empiris (dari
perilaku yang menetap)
•
Trait tidak terpisah satu sama lain (ada
overlap)
Hubungan Sifat, Kebiasaan,
Sikap dan Tipe
Keempat hal tersebut
merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari faktor genetik dan
pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .
- Sifat:
lebih umum, baik dari stimulus maupun responnya. Sejumlah kebiasaan
dapat bergabung menjadi satu sifat.
Contoh: A sejak kecil dibiasakan gosok gigi 2x sehari,
cuci tangan sebelum makan dan sesudah ke toilet dll ®
Sifat: cleanliness
- Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait
paling umum) , respons khusus pada stimulus tertentu, kurang evaluatif.
Contoh: Huming ketika mendengarkan musik,
membaca dengan bersuara.
- Sikap
: lebih umum
dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk berespon
positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.
Contoh: Kesukaan terhadap partai,
atau makanan tertentu.
- Tipe:
Tipe menunjukkan perbedaan (buatan) yang tidak selalu cocok dengan
kenyataan, trait merupakan refleksi kenyataan yang ada pada individu. Selain
itu,pe merangkum ketiga konsep yang lain, menggambarkan kombinasi
trait-habit-attitude yang secara teoritik dapat ditemui pada diri
seseorang
Contoh: siswa yang memiliki tipe
introvert, mempunyai trait: pasif-menolak mengikatkan diri dengan lingkungan
eksternal (kecenderungan umum), salah satu habitnya adalah duduk di tempat
terpisah/menyendiri (kebiasaan khusus di kelas), dan attitude tidak ramah,
kurang bisa bergaul (mengandung penilaian)
2. 3 Atribusi Sifat
Menurut Eysenck
Eysenck
(dalam Suryabrata, 1985 : 340) berpendapat mengenai struktur kepribadian, bahwa
kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan, disposisi – disposisi yang
terorganisasi dalam susunan hierarkis berdasarkan atas keumuman dan
kepentingannya. Diurut dari yang paling tinggi dan paling mencakup ke paling
rendah dan paling umum, serta isinya masing-masing adalah sebagai berikut :
1.
Tipe- tipe( types), yaitu organisasi di dalam individu yang lebih
umum, yang lebih mencakup lagi
2.
Sifat-sifat ( traits)Trait, yaitu
sementara habitual response yang paling berhubungan satu
sama lain yang cenderung ada pada individu tertentu
3.
Tingkat respon
kebiasaan ( Habitual response), mempunyai corak yang lebih umum daripada spesific
response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang terjadi jika
individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis
4.
Respon- respon khusus
( specific responses), tindakan atau respon yang terjadi pada suatu
keadaan atau kejadian tertentu, jadi khusus sekali,
yakni tingkat perilaku secara actual yang dapat diamati. Eysenck menganalisa
kepribadian menurut tiga dimensi yang luas, yakni; Neurotikisme,
ekstraversi-introversi, dan psikotikisme, yaitu.:
1.
Introversi / Extraversi:
Introversi
melibatkan mengarahkan perhatiannya ke dalam dirinya, sementara extraversion berkaitan dengan
memfokuskan perhatiannya ke luar pada orang lain dan lingkungan. Jadi, individu yang
introversinya
tinggi cenderung
tenang dan pendiam, sementara individu yang extraversionnya tinggi mungkin menjadi ramah r.
2.
Stabilitas Neurotikisme/ Emosional:
Dimensi
sifat teori Eysenck adalah terkait dengan kemurungan. Neurotisisme mengacu pada
kecenderungan seseorang untuk menjadi marah atau emosional, sementara
stabilitas mengacu pada kecenderungan untuk tetap emosional konstan.
3.
Psikotisisme:
Kemudian,
setelah belajar individu yang menderita dari penyakit mental, Eysenck
menambahkan dimensi kepribadian ia memanggil psychotikisme untuk
teori sifat-Nya. Individu yang tinggi pada sifat ini cenderung mengalami
kesulitan
dalam berurusan kenyataan dan cenderung untuk bersifat antisosial,
bermusuhan, non-empati dan suka memanipulasi.
2. 4 Atribusi Menurut Allport
Secara umum teori Allport
memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah
membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh
harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia
adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi
positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan
dan kekuaan dari teori Allport. Dia dikategorikan sifat-sifat ini ke dalam
tiga tingkatan:
1. Sifat
Kardinal. Sifat-sifat
yang mendominasi seluruh kehidupan seseorang, misalnya, nama orang tersebut terkenal dengan nama sifat khusus
ini. Orang dengan kepribadian seperti ini menjadi begitu terkenal karena sifat-sifat
mereka sering identik dengan kualitasnya.
Contoh: Freudian, Machiavellian, narsisisme, Don
Juan, seperti Kristus, dll. Allport menyarankan bahwa sifat kardinal yang
langka dan cenderung untuk berkembang di kemudian hari.
2. Sifat Pusat. Karakteristik umum yang membentuk fondasi
dasar kepribadian. Sifat-sifat pusat ini tidak mendominasi seperti
sifat kardinal
tetapi menjadi karakteristik utama yang mungkin biasa
gunakan untuk menggambarkan orang lain.
Contoh: Istilah-istilah
seperti cerdas, jujur, pemalu dan cemas dianggap ciri pusat.
3. Sifat
Sekunder. Ciri-ciri
yang kadang-kadang berhubungan dengan sikap atau preferensi dan sering muncul
hanya dalam situasi tertentu atau dalam keadaan tertentu.
Contoh : seseorang akan merasa cemas
ketika berbicara di depan banyak orang atau merasa marah pada saat mengantri.
2. 4 Atribusi Menurut
Cattel
Cattell melihat kepribadian sebagai suatu
struktur sifat-sifat (traits) yang kompleks dan terdiferensiasi, yang
motivasinya sebagai besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat
ini, yang disebut dinamic traits atau sifat-sifat dinamik. Sifat
merupakan yang konsep terpenting dari Cattell. Sifat adalah suatu “ struktur
mental” , suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah-laku yang dapat di
observasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas dan ketetapan atau
konsisten dalam tingkah laku ini. Cattell menyatakan bahwa jika sifat-sifat
campuran memang harus merupakan hasil campuran dari kedua faktor ini, maka
sekurang-kurangnya ada kemungkinan bahwa sifat-sifat sumber dapat dibagi atas
sifat-sifat yang merupakan hasil pengaruh hereditas, dan lingkungan.
Sifat-sifat
Abilitas dan Temperamen
Dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama kepribadian,
yakni:
1. life
record
atau catatan riwayat hidup data –L
2. self-rating
queslionncire atau kuesioner penelitian-diri atau data-Q
3. objective
test atau tes objektif atau data-T.
Hal penting yang menetukan hasil analisis faktor
adalah titik tolaknya, yakni variabel-veriabel permukaan dengan mana seorang
peneliti mulai, dan Cattell sangat menekankan pentingnya penetapan sampel yang
memadai dari seluruh bidang
kepribadian pada awal penelitian penjajakan.Faktor-faktor kepribadian
utama oleh Cattell dipandang terdapat secara mantap baik pada data-L maupun
data-Q perlu dicatat bahwa banyak dari nama-nama faktor mengambarkan kegemaran
khas Cattell untuk menciptakan istilah-istilah baru, Parmia,Premsia,Autin.
Contoh Faktor data-T, (T) 24, Kecemasan”
Muatan pengukuran
·
Kesediaan untuk mengakui kelemahan-kelemahan
biasa.
·
Kecendrungan untuk setuju.
·
Sifat rendah hati dalam melakukan perbuatan yang
belumpernah dicoba.
·
Sifat keras serba mencari kesalahan yang
tertinggi.
·
Sedikit kegemaran terhadap bacaan yang patut
dipertanyakan.
·
Emosionalitas yang tinggi dalam menyatakan
pendapat.
·
Banyak simtom ketegangan kecemasan yang
tertahan.
Cattell berpendapat bahwa sebagian dari langkah
kecocokan antar sumber-sumber data mungkin hanya berati bahwa pendekatan-pendekatan
pengukuran yang berbeda mengambil sampel data pada tingkat generalitas yang
berlainan, akibatnya kesesuaian satu-lawan –satu antar faktor tidak berhasil
ditemukan, sebaliknya hanya terdapat kecocokan antar tingkat pada taraf sedang.
Persamaan Spesifikasi
Jika orang bisa menggambarkan kepribadian berdasarkan abilitas,
temperamen, dan bermacam-macam sifat lainnya, untuk memprediksi respon seorang
individu dalam suatu situasi khusus tertentu. Atau dalam dunia akademik, sebuah
persamaan spesifikasi dapat dikembangkan untuk memprediksi prestasi akademik
berdasarkan variabel-variabel abilitas dan keperibadian (Cattell dan
Butcher,1968 )
Sifat-sifat Dinamis
Dalam sistem Cattellada 3 macam sifat-sifat dinamik yang penting
yakni:
1. Sikap. Bagi Cattell, sikap
adalah variabel dinamik yang menjelma, ungkapan struktur dinamik dasar yang
dapat diamati, dari mana erg dan sintimen serta hubungannya satu sama lain
dapat disimpulkan. Intensitas tertentu untuk melakukan serangkaian tindakan
terhadap suatu objek
2. Erg (dorongan-dorongan
biologis). Secara sangat sederhana, erg adalah suatu sifat sumber yang
ditentukan oleh pengaruh konstitusi dan dinamik. Tekanan yang luar biasa pada
motivasi energik mencerminkan keyakinannya bahwa faktor-faktor hereditas
3. Sentimen
(struktur-struktur sikap
yang dipelajari). Sentimen adalah sifat sumber dinamik yang dibentuk oleh
lingkungan. Jadi, sentimen sama dengan Erg, tetapi akibat pengaruh faktor-faktor pengalaman dan
sosio-kultural, bukan faktor-faktor konstitusi
Kisi-kisi Dinamika. (dinamic traits) saling
berhubungan dalam satu pola subsidiation . Hal ini berati bahwa
unsur-unsur tertentu bersifat subsider terhadap unsur-unsur lainnya, atau
berfungsi sebagai sarana bagi tercapainya tujuan dari unsur-unsur lainnya itu.
Jalur-jalur yang beraneka ragam dan tumpang tindih antara erg dan sentiman
serat sikap-sikap yang di ungkapnnya ini merupan dasar untuk menyimpulkan erg
dari sentimen. Apabila kita amati bahwa sekumpulan sikap tertentu cenderung
berlainan dalam hal kekuatan antara orang yang satu dengan yang lain, atau
dalam diri seseorang dari waktu ke waktu, maka kita dapat menyimpulkan adanya
suatu struktur erg atau sentimen yang mendasarinya.
Diri. Diri ( self) merupakan salah
satu sentiman, tetapi yang istimewa yang penting, karena hampir semua sikap
kurang lebih cenderung mencerminkan sentimen-diri. Dalam beberapa penelitian (
lihat misalnya, Cattell dan Horn,1963) sentimen-sentimen superegodan sentimen
diri ideal yang berhubungan tetapi berbeda itu bahkan juga muncul, Cattell
dipandang memainkan peranan menentukan dalam rangka integrasi kepribadian,
dengan saling menghubungkan pengungkapan dari berbagai erg dan sentimen.
Konflik dan Penyesuaian
diri. Cattell telah mengemukakan bahwa suatu cara praktis untuk
menyatakan tingkat konflik yang dimunculkan oleh suatu tindakan tertentu
terhadap seseorang ialah dengan menggunakan persamaan spesifikasi (
specification equation ) yang menunjukkan keterlibatan sifat-sifat sumber
dinamik orang itu ( erg dan sentimen ) dalam tindakan tersebut. Misalnya minat
pemuda untuk kawin memiliki persamaan spesifikasi erg seks, sifat suka
berteman, dan rasa ingin tahuannya; ia berfikir bahwa orang tuanya akan
merestui dan hal itu akan berpengaruh baik bagi harga dirinya.
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian pada taraf deskriptif semata-mata, dengan
memetakan perubahan struktur-struktur kepribadian selama kehidupan seseorang.
Dalam penelitian-penelitian tentang temperamen dan sifat dinamik, Cattelldean
kawan-kawannya telah mengadakan penelitian analisis faktor pada tingkat orang
dewasa dan kanak-kanak, dalam rangka mengembangkan alat-alat yang mampu
mengukur faktor-faktor kepribadian yang sama pada usia yang berberda-beda.
Cattell telah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi
kesulitan ini ialah melakukan penelitian-penelitian perantara terhadap
kelompok-kelompok usia menengah; maka, dibandingkannyalah versi orang dewasa
dan versi anak berusia 11 tahun dari koesioner kepribadian yang dianalisis
faktor secara terpisah dengan memberikan kedua-duanya kepada kelompok menengah
yang berusia 16 tahun(Cattell dan Beloff, 1953).
Cattell telah membahas bukti akan adanya kecendrungan-kecendrungan
akibat pengaruh usia pada berbagai faktor temperamen, seperti misalnya
meningkatkan H ( petualang) C ( kekuatan ego) serta menurunkan O
( kecenderungan merasa salah) dan L ( kecurigaan) antara usia 11 sampai
23 tahun ( Sealy dan Cattell,1966).
1. Analisa Hereditas dan
Lingkungan
Cattell menginterpretasikan ini sebagai bukti apa yang disebut
Hukum pemaksaan kearah terata biososial yakni suatu kecenderuangan dari
pengaruh-pengaruh lingkungan untuk secara sistematis melawan munculnya variasi
genetik.
2. Belajar
Cattell membedakansekurang-kurangnya tiga jenis belajar yang
memainkan peranan penting dalam perkembangan kepribadian. pertama adalah
pengkondisian klasik (clasical conditional )dan pengkondisian instrumenal/
operan ( instrumental conditioning/operant) .Jenis belajar yang ketiga dinamakan
integration learning jenis belajar ini pada dasarnya merupakan sejenis
belajar instrumental yang lebih canggih.
3.
Integrasi
antara pematangan dan belajar
Cattell mencoba memadukan perubahan-perubahan kepribadian yang
disebabkan oleh pengaruh-pengaruh lingkungan dan pematangan yang memiliki dasar
genetik ke dalam bagian teoretis( Cattell,1973b) istilah treptik yang
disebabkan oleh agen-agen yang bersifat eksternal seperti stimulasi obat-obatan
dan sebagainya. Tujuannya adalah membagi atau membedakan kurva-kurva perubahan
perkembangan berbagai sifat kedalam komponen-komponen genetik dan treptik.
4. Konteks Sosial
Memusatkan perhatian pada individu dalam interaksi dengan
lingkungan mereka. Ada banyak peranan sosial yang dapat berperan sebagai sumber
yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian.
2. 6 Teori Sifat – Sifat Mutakhir
1. Memperkirakan sifat dari tanda- tanda
perilaku
Dalam mencari
kecenderungan, sesuatu dapat memperkirakan sifat dari perilaku. Contohnya, apa
yang orang ceritakan tentang diri mereka pada quisioner. Respon seseorang dapat
dijadikan suatu indikator dari kecenderungan sifatnya. Oleh karena itu, penting halnya
untuk menunjukan hubungan antara perilaku test dan perilaku yang biasa mereka
tunjukkan.
Sifat ditunjukkan dari
quisioner, rating, dan laporan lainnya tentang kecenderungan seseorang. Laporan
pribadi biasanya diambil sebagai tanda langsung dari kecenderungan yang
relevan. Contohnya, semakin sering Anda merasa bahwa diri anda agresif maka
anda mengasumsikan untuk memiliki kecenderungan yang agresif. Jadi hubungannya
adalah semakin sering suatu tingkahlaku digambarkan, semakin besar
kecenderungan yang mendasarinya.
2. Kesamaan dan Konsistensi Perilaku
Para ahli sering
tidak sepaham tentang isi dan struktur yang spesifik dari kebutuhan dasar sifat
untuk mendeskripsikan kepribadian, tetapi secara general, konsep mereka
memiliki banyak kesamaan. Mereka menggunakan sifat untuk menghitung konsistensi
perilaku seseorang dan untuk menjelaskan mengapa setiap orang mempunyai respon
yang berbeda terhadap suatu stimulus.Allport menekankan pada relativitas
general sifat yang umum dalam banyak situasi
3. Perbedaan Karakter dan Perbedaan kondisi
Tidak semua orang yang merasa gelisah, memiliki tabiat yang gelisah dan juga tidak
semua orang yang memiliki tabiat kegelisahan selalu merasa gelisah. Jadi terdapat perbedaan antara sifat dan
kondisi
Pepatah kuno ini menjadi pedoman para pakar modern dalam menggambarkan
perbedaan yang sering terjadi antara sifat dan kondisi. keduanya merujuk
pada kategori yang memiliki batas yang samar secara prototip dan exemplar. SimakBaca secara fonetik Sifat secara prototip, bersifat kekal, kualitasnya stabil dalam jangka waktu yang panjang dan terdapat penyebab internal.
Sebaliknya, kondisi, secara prototip dilihat dari situasi sesaat misalnya bahwa
orang cenderung untuk mengklasifikasikan sifat lembut, mendominasi, dan pemalu,
sedangkan sebagai kondisi adalah tidak
tertarik dan tidak senang.
4. Pencarian
untuk Sifat Dasar
Dipandu asumsi
yang menyatakan bahwa ada suatu kecenderungan yang stabil, para psikolog
kepribadian mencoba mengidentifikasi posisi individu pada satu dimensi atau
lebih dengan membandingkan orang yang diuji di bawah dalam kondisi standar.
Mereka percaya bahwa posisi pada dimensi ini relatif stabil dalam setiap situasi pengujian hingga periode waktu yang
panjang. Penekanan utamanya adalah
pengembangan instrumen yang dapat mengukur secara akurat
sifat-sifat yang mendasari seseorang.
5. Perhitungan
Metode untuk menilai perbedaan
individu dan untuk mengukur perbedaan adalah
psikometri. Ahli Psikometri mengkaji individu dan kelompok pada
dimensi sifat dengan membandingkan nilai tes mereka. Untuk melakukan hal ini, mereka mengambil
banyak sampel, membandingkan kelompok besar dalam kondisi pengujian
seragam, dan menyusun teknik statistik untuk menyimpulkan sifat dasar
6. Menyatukan berbagai Situasi untuk Meningkatkan Reliabilitas
Banyak peneliti terdahulu yang kurang
memperhatikan kestabilan perilaku individu, mereka
sering memprediksi tindakan tunggal
(misalnya, agresi fisik ketika dihina) dalam menilai
kecenderungan yang pada umumnya upaya tersebut tidak berhasil. Sementara pengukuran sifat tidak dapat
dilakukan untuk memprediksi
tindakan tunggal, mereka dapat melakukannya lebih baik jika menggunakan, “criteria
bertindak ganda”
Metode dan hasil
penelitian ini diilustrasikan dalam sebuah kajian di mana perempuan yang bukan sarjana diberi skala dominasi. Para wanita juga
ditanya apakah mereka telah melakukannya atau tidak dalam satu rangkaian 40 perilaku
dominasi yang berhubungan. Sebagai contoh, apakah mereka memulai
diskusi di kelas, berdebat dengan guru, mengajak lelaki untuk berkencan. Skala
dominasi kepribadian tidak memprediksi perilaku individu dengan baik. Namun
peneliti menemukan ketika 40 rangkaian perilaku itu dijumlahkan menjadi ukuran
suatu kumpulan , mereka berhubungan secara substansial dengan skor kepribadian.
Jadi, semakin panjang suatu kesatuan, semakin tinggi realibilitasnya.
Hal ini telah ditunjukkan bahwa reliabilitas akan meningkat
bila jumlah perangkat dalam uji sampel meningkat dan
dikombinasikan. Dalam membuktikan pendapat ini, Epstein
menunjukkan bahwa stabilitas temporal (misalnya, laporan diri
tentang emosi dan pengalaman dicatat setiap hari, dan penilaian
pengamat).
2.7 Taksonomi dan Atribusi Manusia
Teori Big Five
Dalam psikologikontemporer , faktor
"Big Five" (atau Faktor Lima Model, FFM) kepribadian
merupakan dimensi kepribadian yang digunakan untuk menggambarkan kepribadian manusia.Kelima Big
faktor tersebut yaitu : Keterbukaan , kesadaran , Extraversi , Keramahan , dan Neurotikisme (OCEAN,
atau KANO jika ulang).. Setiap faktor terdiri dari sekelompok ciri-ciri yang
lebih spesifik yang berhubungan. Sebagai contoh, extraversion yang terkait
dengan keramahan, kegembiran mencari, impulsif, dan emosi positif. Lima Besar
faktor dan ciri-ciri utamanya dapat diringkas sebagai berikut:
- Keterbukaan - (inventif / penasaran vs
konsisten / hati-hati). Apresiasi seni , emosi , petualangan , ide-ide yang tidak biasa, rasa
ingin tahu
, dan berbagai pengalaman.
- Kesadaran - (efisien / terorganisir vs
santai / ceroboh). Suatu kecenderungan untuk menunjukkan disiplin diri , bertindak dengan
patuh
, dan bertujuan untuk prestasi ; lebih direncanakan.
- Extraversion - (keluar / energik vs pemalu /
reserved). Energi, emosi positif, surgency , dan kecenderungan untuk mencari
stimulasi di perusahaan orang lain.
- Keramahan - (ramah / penyayang vs
kompetitif / vokal). kecenderungan untuk berbelas
kasih
dan kooperatif.
- Neuroticism - (sensitif / gugup vs aman /
percaya diri). kecenderungan untuk mengalami emosi yang tidak menyenangkan
dengan mudah, seperti kemarahan , kegelisahan , depresi , atau kerentanan .
Model Lima Besar adalah,
komprehensif empiris, temuan penelitian berbasis data. Mengidentifikasi
sifat-sifat dan struktur kepribadian manusia telah menjadi salah satu tujuan
yang paling mendasar dalam semua psikologi. Kelima faktor luas ditemukan dan
didefinisikan oleh set independen beberapa peneliti (Digman, 1990). Para
peneliti mulai dengan mempelajari ciri-ciri kepribadian yang dikenal dan
kemudian menganalisis faktor-ratusan pengukuran sifat-sifat ini (dalam
diri-laporan dan data kuesioner , peer peringkat, dan tindakan objektif dari
pengaturan eksperimental) untuk menemukan faktor-faktor yang mendasari
kepribadian.
Setidaknya empat set
peneliti telah bekerja secara independen selama beberapa dekade untuk masalah ini dan telah mengidentifikasi Lima
Besar faktor: Tupes & Cristal pertama kali, diikuti oleh Goldberg di Oregon
Research Institute, Cattell di University of Illinois, dan Costa dan McCrae di
Institut Kesehatan Nasional. Keempat set peneliti menggunakan metode yang agak
berbeda dalam mencari lima karakter, dan dengan demikian setiap rangkaian lima
faktor memiliki nama agak berbeda dan definisi. Namun, semua telah ditemukan sangat
berkorelasi antar-analitis dan faktor-aligned.
Karena Big Five sifat yang
luas dan komprehensif, mereka hampir tidak kuat dalam memprediksi dan
menjelaskan perilaku aktual adalah tingkat yang lebih rendah lebih banyak
sifat. Banyak studi telah mengkonfirmasi bahwa dalam memprediksi perilaku
sebenarnya banyak aspek yang lebih atau ciri-ciri tingkat dasar jauh lebih
efektif (misalnya Mershon & Gorsuch, 1988 ; Paunonon & Ashton, 2001.
Ketika mencetak gol untuk
umpan balik individu, karakter ini sering disajikan sebagai skor persentil. Sebagai contoh, sebuah kesadaran rating dalam 80 persentil menunjukkan rasa yang relatif kuat dari
tanggung jawab dan ketertiban, sedangkan rating Extraversion di persentil ke-5
menunjukkan kebutuhan yang luar biasa untuk kesendirian dan tenang . Sering digunakan langkah
yang paling dari Lima Besar terdiri dari item yang baik-kalimat deskriptif diri
atau, dalam kasus tindakan leksikal, item yang kata sifat tunggal. Karena
panjang kalimat berbasis dan beberapa leksikal tindakan, bentuk singkat telah
dikembangkan dan divalidasi untuk digunakan dalam pengaturan penelitian terapan
di mana ruang dan waktu kuesioner responden terbatas, seperti 40-item seimbang Inggris
Internasional Big-Lima Mini-Spidol
atau item) sangat (singkat 10 ukuran dari domain Lima Besar.
1. Keterbukaan. apresiasi umum untuk
seni, emosi, petualangan, ide-ide yang tidak biasa, imajinasi, rasa ingin tahu,
dan berbagai pengalaman. sifat yang membedakan orang-orang imajinatif dari
bawah-ke-bumi, orang-orang konvensional. Orang yang terbuka untuk mengalami
secara intelektual penasaran, menghargai seni, dan peka terhadap keindahan.
Mereka cenderung, dibandingkan dengan orang yang tertutup, lebih kreatif dan
lebih sadar akan perasaan mereka. Mereka lebih cenderung untuk memegang
keyakinan yang tidak konvensional. Orang dengan skor rendah pada keterbukaan
cenderung untuk memiliki lebih konvensional, kepentingan tradisional. Mereka
lebih suka polos, lugas, dan jelas atas halus kompleks, ambigu, dan. Mereka
mungkin menganggap seni dan ilmu dengan kecurigaan atau bahkan melihat upaya
ini tidak menarik. Contoh perangkat
keterbukaan: saya punya kosakata yang kaya,
saya punya imajinasi, saya punya ide yang sangat baik, saya menghabiskan waktu
merenungkan hal, saya menggunakan kata-kata sulit.
2.
Kesadaran . Kecenderungan untuk
menunjukkan disiplin diri, bertindak dengan patuh, dan bertujuan untuk
pencapaian. sifat menunjukkan preferensi atas rencana daripada perilaku
spontan. Ini mempengaruhi cara di mana kita kontrol, mengatur, dan mengarahkan
impuls kami. Kesadaran termasuk faktor yang dikenal sebagai Need for Achievement (nach). Contoh perangkat kesadaran: Saya selalu siap,
saya menuntut dalam pekerjaan saya, saya mengikuti jadwal, saya mendapatkan
pekerjaan dilakukan segera.
3.
Extraversion. Ditandai dengan emosi
positif, surgency, dan kecenderungan untuk mencari stimulasi dan perusahaan
orang lain. sifat ini ditandai dengan keterlibatan diucapkan dengan dunia luar.
Extraverts menikmati kebersamaan dengan orang-orang, dan sering dianggap sebagai
penuh energi. Mereka cenderung antusias, individu berorientasi aksi yang
cenderung mengatakan atau "Mari
kita pergi!" .peluang untuk
kegembiraan. Dalam kelompok mereka suka berbicara, menegaskan diri mereka
sendiri, dan menarik perhatian kepada diri mereka sendiri. Sebaliknya, Introvert
tidak memiliki semangat sosial dan tingkat aktivitas extraverts. Mereka
cenderung tampak tenang, rendah-tombol, disengaja, dan kurang terlibat dalam
dunia sosial. Kurangnya keterlibatan sosial tidak boleh diartikan sebagai rasa
malu atau depresiIntrovert hanya perlu rangsangan kurang dari extraverts dan
lebih banyak waktu sendirianMereka mungkin sangat aktif dan energik, sama
sekali tidak sosial. Contoh perangkat extraversion: sayalah
kehidupan pesta, saya tidak keberatan menjadi pusat perhatian, saya merasa
nyaman di sekitar orang, saya memulai percakapan, saya berbicara dengan banyak
orang yang berbeda di pesta.
4.
Keramahan. Kecenderungan untuk
mengasihi dan kooperatif. sifat ini mencerminkan perbedaan individu dalam
kehidupan sosial. nilai individu menyenangkan bergaul dengan orang lain. Mereka
umumnya perhatian, ramah, dermawan, membantu, dan bersedia untuk kompromi
kepentingan mereka dengan orang lain, menyenangkan orang , memiliki pandangan
optimis dari sifat manusia. Sebaliknya, individu memusuhi orang lain, umumnya
tidak peduli dengan orang lain 'kesejahteraan, dan kecil kemungkinannya untuk
memperpanjang diri untuk orang lain. Kadang-kadang skeptis mereka tentang motif
orang lain menyebabkan mereka menjadi curiga, tidak ramah, dan tidak
kooperatif. Contoh
keramahan perangkat: saya tertarik pada
orang, saya merasa perasaan orang lain, saya punya hati yang lembut, sayamembuat orang merasa nyaman, sayabersimpati dengan perasaan orang
lain '.
5. Neuroticism. Kecenderungan untuk mengalami emosi negatif, seperti marah, kecemasan,
atau depresi. Kadang-kadang disebut
ketidakstabilan emosional. Mereka yang mendapat skor neurotisisme tinggi secara
emosional reaktif dan rentan terhadap stres.
Mereka lebih cenderung menafsirkan situasi biasa sebagai ancaman, dan frustrasi. Mereka cenderung bereaksi negative untuk jangka
waktu yang lama, yang berarti mereka sering berada dalam mood yang buruk.
Masalah-masalah dalam peraturan emosional dapat mengurangi kemampuan seseorang
skor tinggi pada neurotisisme berpikir jernih, membuat keputusan, dan efektif
mengatasi stres. Sebaliknya, individu yang mendapat skor rendah neurotisisme
cenderung tidak mudah marah dan tidak bereaksi negatif. Mereka cenderung
tenang, emosi yang stabil, dan bebas dari perasaan negatif persisten. Kebebasan
dari perasaan negatif tidak berarti bahwa skor rendah mengalami banyak perasaan
positif. Contoh perangkat neurotisisme: saya mudah terganggu, saya mengubah mood saya, saya merasa kesal dengan mudah, saya merasa tertekan dengan mudah, saya marah dengan mudah.
sumber :
- Suryasubrata, Suryadi. Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindo
Persada : Jakarta, 1983.
- Michele soda
- Lindzey,Gardner and Hall, Calvin. 1985 Introduction
to Theories of Personalitry. New York: John Wiley & Sons, Inc.
- Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintas
Sejarah. Bandung: Pustaka setia