Pages

Jumat, 18 Mei 2012

Tipe-Tipe dan Sifat-sifat Kepribadian

 1 Definisi Tipe Kepribadian

Tipe adalah Abstraksi/pengelompokan sifat-sifat; mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan sifat. Akan tetapi tipe menyembunyikan (sifat) keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan perbuatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan.
Tujuan dari penggolongan kepribadian adalah untuk mengklasifikasikan seseorang berdasarkan keunikan atau ciri khasnya dan memahaminya berdasarkan kepribadiannya. Penggolongan kepribadian memiliki kebenaran yang bersifat tidak mutlak, relatif disesuaikan kepada keadaan atau situasi tertentu. Ada beberapa teori yang mungkin cocok pada situasi tertentu, ada teori yang tidak cocok pada situasi tertentu.
                Dari banyak teori tentang tipe kepribadian, penulis hanya membahas lebih mendalam tentang tiga teori  berdasarkan aspek biologis, lingkungan, dan psikologis. Adapun penjelasannya akan dijelaskan di bawah ini.

1. Berdasarkan Aspek Biologis

                Berdasarkan aspek bilogis, Hippocrates dan Galenus (400 QSM DAN 175) mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan berdasarkan keadaan zat cair yang ada di dalam tubuhnya. 
  1. Melankolis, yaitu individu yang memiliki banyak empedu hitam dalam tubuhnya, sehingga individu dengan tipe ini cenderung perfeksionis, menyukai hal yang detail, dan akuran. Adapun kekurangannya adalah terlalu perfeksionis sehingga senang menunda pekerjaan demi tercapainya kesempurnaan,  bersikap murung atau muram, pesismistis, dan selalu menaruh rasa curiga. Pekerjaan yang cocok dengan tipe ini berhubungan dengan penelitian.
  2. Sanguinis, yaitu individu yang memiliki banyak darah di dalam tubuhnya, sehingga individu dengan tipe ini cenderung menunjukkan wajah yang berseri- seri, periang, senang berbicara, senang menjadi pusat perhatian dan optimis. Adapu kekurangannya adalah tergantung pada mood.  Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah pembicara dan hal- hal yang berhubungan dengan dunia hiburan.
  3. Flegmatis, yaitu individu yang memiliki banyak lendir dalam tubuhnya, sehingga individu dengan tipe ini cocok menjadi seorang pemimpin karena memiliki keinginan yang kuat, pembawaannya selalu tenang, pendiriannya kuat dan dapat mewujudkan aspirasi yang dipimpinnya. Adapun kelemahannya adalah wajah yang pucat, lamban, pesimis, dan pemalas . Adapun pekerjaan yang cocok adalah menjadi pemimpin atau manajer.
D.                  Koleris, berbeda dengan tipe melankolis yang memiliki banyak empedu hitam, tipe koleris memiliki banyak empedu kuning di dalam tubuhnya sehingga individu dengan tipe ini biasanya memiliki tubuh yang besar dan kuat, namun di sisi lain pemarah, tidak dapat mengendalikan dirinya dengan baik, dan  cenderung agresif. Pekerjaan yang cocok adalah pekerjaan yang tidak memiliki banyak konflik.

2. Berdasarkan Aspek Lingkungan

                Kepribadian dan lingkungan tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki kekuatan untuk  saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses perkembangan kepribadian individu begitu pula kepribadian individu sendiri memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan lingkungan.
                Berbeda dengan Hippocrates dan Galenus yang menggolongkan kepribadian manusia berdasarkan keadaan zat cair, Eduard Spranger, seorang ahli jiwa dari Jerman, mencoba untuk mengadakan suatu penyelidikan kepribadian manusia dengan cara lain. Ia mengadakan penggolongan manusia berdasarkan aspek lingkungan terutama sikap manusia itu terhadap nila- nilai budaya yang hidup dalam masyarakat.
                Nilai kebudayaan itu dibaginya menjadi enam golongan, yaitu: politik, ekonomi, sosial, seni, agama, dan teori. ( Shobur, 2006). Berdasarkan teori tersebut, ia membagi kepribadian manusia menjadi enam golongan.
  1. Manusia politik. Orang dengan tipe politik cenderung memiliki sifat untuk menguasai dan mengendalikan orang lain. Nilai yang terpenting baginya adalah politik, sehingga cukup beralasan bila dalam kesehariannya ia sangat senag berbicara tentang politik dan kenegaraan, mengikuti setiap pergolakan yang terjadi di dalam maupun luar negeri.
  2. Manusia ekonomi. Orang dengan tipe ini mempunyai kepribadian pekerja keras dan senang untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, nilai yang terpenting bagi tipe ini adalah uang. Menurut mereka, uang adalah segalanya dan setiap usahanya ditujukan pada penguasaan materi sebanyak- banyaknya. Tujuan kehidupannya adalah mencapai kebahagiaan melalu harta kekayaan.  Selain itu orang dengan tipe ini sangat menghargai waktu, adapun semboyan yang dipegang adalah time is money. Setiap kegiatan selalu dipertimbangkan untung ruginya karena mereka tidak mau membuang waktu dengan percuma.
  3. Manusia sosial. Orang dengan tipe ini biasanya memiliki sifat suka mengabdi dan rela berkorban untuk orang lain. Oleh karena itu, nilai sosial adalah nilai yang paling berharga. Menurut mereka, dapat membantu orang lain yang mengalami kesulitan memberikan nilai kepuasan tersendiri yang dapat menenangkan jiwanya, membatnya lebih bahagia.  Di dalam kehidupan masyarakat, mereka senang sekali bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu masalah, pandai bersosialisasi, menyukai aktivitas- aktivitas yang berkaitan dengan sosial.
  4. Manusia seni. Orang dengan kepribadian seni, jiwanya selalu dipenuhi oleh nilai- nilai keindahan. Mereka sangat menyukai hal- hal yang berhubungan dengan seni, dan rela untuk menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada kesenian. Adapun kepribadian tipe manusia seni ini adalah suka menyendiri, memilih tempat yang jauh dari kebisingan untuk mencari inspirasi dan jauh dari kemewahan hidup.
  5. Manusia agama. Orang dengan tipe ini mempunyai tujuan hidup untuk mengabdi dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka selalu ingin berbuat kebajikan terhadap orang lain serta melaksanakan syariat agamanya semaksimal mungkin. Dalam semua tindak- tanduknya, mereka senantiasa memperlihatkan ajaran- ajaran agama.
  6. Manusia teori. Orang dengan tipe ini biasanya senang berpikir, berfilsafat, dan mengabdi kepada ilmu pengetahuan. Meraka senang sekali membaca, berdiskusi mengenai teori ilmu pengetahuan, mengadakan penelitian dan cenderung menyendiri dibandingkan harus memperbincangkan sesuatu yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu, nilai yang paling berharga bagi tipe ini adalah ilmu pengetahuan di atas segalanya.

3. Berdasarkan Aspek Psikologis

                C.G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat pembagian tipe kepribadian manusia dengan cara lain. ( Shobur, 2006)  Ia menyatakan bahwa perhatian manusia terbagi menjadi dua arah, yakni ke luar dirinya yang disebut dengan ekstrovert, dan ke dalam dirinya yang disebut dengan introvert. Ia percaya dengan melalui dua kategori ini, terdapat fungsi dua cara yang berlainan. Kita dapat mempersepsikan informasi melalui pengindraan atau intuisi. Kita dapat membuat keputusan secara objektif melalui fakta- fakta yang logis atau secara subjektif menggunakan perasaan.  Jung yakin bahwa setiap manusia menggunakan fungsi ini dalam kehidupan, tetapi setiap individu menggunakannya dengan cara yang berbeda pada tingkat tertentu.  Ke mana arah perhatian manusia itu yang terkuat ke luar atau ke dalam dirinya, itulah yang menentukan tipe orang itu. Jadi, menurut Jung, tipe manusia dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu (Purwanto, 1998):
  1. Tipe Ekstrovert, yaitu orang- orang yang energi atau perhatiannya lebih diarahkan ke luar dirinya, kepada orangnlain dan masyarakat.
  2. Tipe introvert, orang- orang yang energi atau perhatiannya lebih mengarah pada dirinya, pada ”aku”-nya, yaitu melalui pemikirannya, persepsinya, dan reaksinya.
Oleh karena itu orang yang tergolong ekstrovert secara alami memiliki kecenderungan untuk aktif, terbuka, ekspresif, senang bersosialisasi, sementara introvert, sebaliknya memiliki kecanderungan untuk lebih tertutup, kurang suka bergaul, pendiam, suka menyendiri, tertarik pada interaksi yang lebih sedikit, tetapi dengan lebih dalam dan fokus. Adapun beberapa perbedaan anatara ekstrover dan introvert diuraikan secara lebih spesifik oleh Crow, sebagai berikut:
   Tabel 3
Perbedaan Ektrovert dan Introvert
Ekstrovert
Introvert
Lancar dalam berbicara
Lebih lancar menulis ketimbang berbicara
Bebas dari kekhawatiran dan kecemasan
Cenderung diliputi kekhawatiran
Tidak lekas malu dan canggung
Lekas malu dan canggung
Umumnya bersifat konservatif
Cenderung bersifat radikal
Mempunyai minat pada atletik
Senang membaca buku dan majalah
Dipengaruhi oleh data objektif
Lebih dipengaruhi oleh perasaan subjektif
Ramah dan suka berteman
Agak tertutup jiwanya
Suka bekerja sama dengan orang lain
Lebih senang bekerja sendiri
Kurang memedulikan penderitaan dan milik sendiri
Mudah menyesuaikan diri dan luwes
Sangat menjaga terhadap penderitaan dan miliknya
Sukar menyesuaikan diri dan kaku dalam pergaulan


Dilihat dari tabel. 3 dapat disimpulkan bahwa baik ekstrovert maupun introvert memiliki kekurangan dan kelebihan masing- masing. Ada pada saat waktu dan kondisi tertentu dimana tipe ekstrovert lebih baik, sebaliknya pada saat waktu dan kondisi yang lain tipe introvert jauh lebih baik.

2.2 Definisi Sifat

Dalam psikologi, teori Trait merupakan pendekatan utama untuk mempelajari kepribadian manusia. Sifat teori terutama tertarik pada pengukuran sifat, yang dapat didefinisikan sebagai pola kebiasaan perilaku, pikiran, dan emosi. Menurut perspektif ini, sifat relatif stabil dari waktu ke waktu, berbeda antara individu-individu (misalnya, beberapa orang keluar sedangkan yang lainnya pemalu), dan mempengaruhi perilaku. Pada tahun 1936,  Gordon Allport  menemukan suatu kamus bahasa Inggris berisi lebih dari 4.000 kata-kata yang menggambarkan kepribadian yang berbeda tentang traits. Menurut Allport, sifat adalah kecenderungan (predisposisi) untuk merespon sesuatu dengan cara yang sama pada berbagai stimulus yang berbeda.  Adapun Ciri- Ciri Sifat (Traits):
          Keberadaannya nyata ada dalam diri tiap manusia (tidak hanya teoritis/label)
          Trait menentukan atau menyebabkan perilaku (tidak hanya muncul karena ada stimulus)
          Trait dapat dibuktikan secara empiris (dari perilaku yang menetap)
          Trait tidak terpisah satu sama lain (ada overlap)

Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe
Keempat hal tersebut merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari faktor genetik dan pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .
  1. Sifat: lebih umum, baik dari stimulus maupun responnya. Sejumlah kebiasaan dapat bergabung menjadi satu sifat.
Contoh: A  sejak kecil dibiasakan gosok gigi 2x sehari, cuci tangan sebelum makan dan sesudah ke toilet dll ® Sifat: cleanliness
  1. Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait paling umum) , respons khusus pada stimulus tertentu, kurang evaluatif.
Contoh: Huming ketika mendengarkan musik, membaca dengan bersuara.
  1. Sikap : lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.
Contoh: Kesukaan terhadap partai, atau makanan tertentu.
  1. Tipe:  Tipe menunjukkan perbedaan (buatan) yang tidak selalu cocok dengan kenyataan, trait merupakan refleksi kenyataan yang ada pada individu. Selain itu,pe merangkum ketiga konsep yang lain, menggambarkan kombinasi trait-habit-attitude yang secara teoritik dapat ditemui pada diri seseorang
Contoh: siswa yang memiliki tipe introvert, mempunyai trait: pasif-menolak mengikatkan diri dengan lingkungan eksternal (kecenderungan umum), salah satu habitnya adalah duduk di tempat terpisah/menyendiri (kebiasaan khusus di kelas), dan attitude tidak ramah, kurang bisa bergaul (mengandung penilaian) 

2. 3 Atribusi Sifat Menurut Eysenck

Eysenck (dalam Suryabrata, 1985 : 340) berpendapat mengenai struktur kepribadian, bahwa kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan, disposisi – disposisi yang terorganisasi dalam susunan hierarkis berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya. Diurut dari yang paling tinggi dan paling mencakup ke paling rendah dan paling umum, serta isinya masing-masing adalah sebagai berikut :
1.       Tipe- tipe( types),  yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum, yang lebih mencakup lagi
2.        Sifat-sifat ( traits)Trait, yaitu sementara habitual response yang paling berhubungan satu sama lain yang cenderung ada pada individu tertentu
3.       Tingkat respon kebiasaan ( Habitual response), mempunyai corak yang lebih umum daripada spesific response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang terjadi jika individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis
4.       Respon- respon khusus ( specific responses), tindakan atau respon yang terjadi pada suatu keadaan atau kejadian tertentu, jadi khusus sekali, yakni tingkat perilaku secara actual yang dapat diamati. Eysenck menganalisa kepribadian menurut tiga dimensi yang luas, yakni; Neurotikisme, ekstraversi-introversi, dan psikotikisme, yaitu.:
1.       Introversi / Extraversi:
Introversi melibatkan mengarahkan perhatiannya ke dalam dirinya, sementara extraversion berkaitan dengan memfokuskan perhatiannya ke luar pada orang lain dan lingkungan. Jadi, individu yang introversinya tinggi cenderung tenang dan pendiam, sementara individu yang extraversionnya tinggi mungkin menjadi ramah r.
2.       Stabilitas Neurotikisme/ Emosional:
Dimensi sifat teori Eysenck adalah terkait dengan kemurungan. Neurotisisme mengacu pada kecenderungan seseorang untuk menjadi marah atau emosional, sementara stabilitas mengacu pada kecenderungan untuk tetap emosional konstan.
3.       Psikotisisme:
Kemudian, setelah belajar individu yang menderita dari penyakit mental, Eysenck menambahkan dimensi kepribadian ia memanggil psychotikisme untuk teori sifat-Nya. Individu yang tinggi pada sifat ini cenderung mengalami kesulitan dalam berurusan kenyataan dan cenderung untuk bersifat antisosial, bermusuhan, non-empati dan suka memanipulasi.

2. 4 Atribusi Menurut Allport

Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuaan dari teori Allport. Dia dikategorikan sifat-sifat ini ke dalam tiga tingkatan:
1.       Sifat Kardinal. Sifat-sifat yang mendominasi seluruh kehidupan seseorang, misalnya, nama orang tersebut terkenal dengan nama sifat  khusus ini. Orang dengan kepribadian seperti ini menjadi begitu terkenal karena sifat-sifat mereka sering identik dengan kualitasnya.
Contoh: Freudian, Machiavellian, narsisisme, Don Juan, seperti Kristus, dll. Allport menyarankan bahwa sifat kardinal yang langka dan cenderung untuk berkembang di kemudian hari.
2.       Sifat Pusat. Karakteristik umum yang membentuk fondasi dasar kepribadian. Sifat-sifat pusat ini tidak mendominasi seperti sifat kardinal tetapi menjadi karakteristik utama yang mungkin biasa gunakan untuk menggambarkan orang lain.
Contoh: Istilah-istilah seperti cerdas, jujur, pemalu dan cemas dianggap ciri pusat.
3.       Sifat Sekunder. Ciri-ciri yang kadang-kadang berhubungan dengan sikap atau preferensi dan sering muncul hanya dalam situasi tertentu atau dalam keadaan tertentu.
 Contoh : seseorang akan merasa cemas ketika berbicara di depan banyak orang  atau merasa marah pada saat mengantri.

2. 4 Atribusi Menurut Cattel

Cattell melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (traits) yang kompleks dan terdiferensiasi, yang motivasinya sebagai besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut dinamic traits atau sifat-sifat dinamik. Sifat merupakan yang konsep terpenting dari Cattell. Sifat adalah suatu “ struktur mental” , suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah-laku yang dapat di observasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas dan ketetapan atau konsisten dalam tingkah laku ini. Cattell menyatakan bahwa jika sifat-sifat campuran memang harus merupakan hasil campuran dari kedua faktor ini, maka sekurang-kurangnya ada kemungkinan bahwa sifat-sifat sumber dapat dibagi atas sifat-sifat yang merupakan hasil pengaruh hereditas, dan lingkungan.
Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen
Dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama kepribadian, yakni:
1.       life record atau catatan riwayat hidup data –L
2.       self-rating queslionncire atau kuesioner penelitian-diri atau data-Q
3.       objective test atau tes objektif atau data-T.
Hal penting yang menetukan hasil analisis faktor adalah titik tolaknya, yakni variabel-veriabel permukaan dengan mana seorang peneliti mulai, dan Cattell sangat menekankan pentingnya penetapan sampel yang memadai dari seluruh bidang kepribadian pada awal penelitian penjajakan.Faktor-faktor kepribadian utama oleh Cattell dipandang terdapat secara mantap baik pada data-L maupun data-Q perlu dicatat bahwa banyak dari nama-nama faktor mengambarkan kegemaran khas Cattell untuk menciptakan istilah-istilah baru, Parmia,Premsia,Autin.
Contoh Faktor data-T, (T) 24, Kecemasan”
Muatan pengukuran
·         Kesediaan untuk mengakui kelemahan-kelemahan biasa.
·         Kecendrungan untuk setuju.
·         Sifat rendah hati dalam melakukan perbuatan yang belumpernah dicoba.
·         Sifat keras serba mencari kesalahan yang tertinggi.
·         Sedikit kegemaran terhadap bacaan yang patut dipertanyakan.
·         Emosionalitas yang tinggi dalam menyatakan pendapat.
·         Banyak simtom ketegangan kecemasan yang tertahan.
Cattell berpendapat bahwa sebagian dari langkah kecocokan antar sumber-sumber data mungkin hanya berati bahwa pendekatan-pendekatan pengukuran yang berbeda mengambil sampel data pada tingkat generalitas yang berlainan, akibatnya kesesuaian satu-lawan –satu antar faktor tidak berhasil ditemukan, sebaliknya hanya terdapat kecocokan antar tingkat pada taraf sedang.
Persamaan Spesifikasi
Jika orang bisa menggambarkan kepribadian berdasarkan abilitas, temperamen, dan bermacam-macam sifat lainnya, untuk memprediksi respon seorang individu dalam suatu situasi khusus tertentu. Atau dalam dunia akademik, sebuah persamaan spesifikasi dapat dikembangkan untuk memprediksi prestasi akademik berdasarkan variabel-variabel abilitas dan keperibadian (Cattell dan Butcher,1968 )
Sifat-sifat Dinamis
Dalam sistem Cattellada 3 macam sifat-sifat dinamik yang penting yakni:
1.       Sikap. Bagi Cattell, sikap adalah variabel dinamik yang menjelma, ungkapan struktur dinamik dasar yang dapat diamati, dari mana erg dan sintimen serta hubungannya satu sama lain dapat disimpulkan. Intensitas tertentu untuk melakukan serangkaian tindakan terhadap suatu objek
2.       Erg (dorongan-dorongan biologis). Secara sangat sederhana, erg adalah suatu sifat sumber yang ditentukan oleh pengaruh konstitusi dan dinamik. Tekanan yang luar biasa pada motivasi energik mencerminkan keyakinannya bahwa faktor-faktor hereditas
3.       Sentimen (struktur-struktur sikap yang dipelajari). Sentimen adalah sifat sumber dinamik yang dibentuk oleh lingkungan. Jadi, sentimen sama dengan Erg, tetapi  akibat pengaruh faktor-faktor pengalaman dan sosio-kultural, bukan faktor-faktor konstitusi
Kisi-kisi Dinamika. (dinamic traits) saling berhubungan dalam satu pola subsidiation . Hal ini berati bahwa unsur-unsur tertentu bersifat subsider terhadap unsur-unsur lainnya, atau berfungsi sebagai sarana bagi tercapainya tujuan dari unsur-unsur lainnya itu. Jalur-jalur yang beraneka ragam dan tumpang tindih antara erg dan sentiman serat sikap-sikap yang di ungkapnnya ini merupan dasar untuk menyimpulkan erg dari sentimen. Apabila kita amati bahwa sekumpulan sikap tertentu cenderung berlainan dalam hal kekuatan antara orang yang satu dengan yang lain, atau dalam diri seseorang dari waktu ke waktu, maka kita dapat menyimpulkan adanya suatu struktur erg atau sentimen yang mendasarinya.
Diri. Diri ( self) merupakan salah satu sentiman, tetapi yang istimewa yang penting, karena hampir semua sikap kurang lebih cenderung mencerminkan sentimen-diri. Dalam beberapa penelitian ( lihat misalnya, Cattell dan Horn,1963) sentimen-sentimen superegodan sentimen diri ideal yang berhubungan tetapi berbeda itu bahkan juga muncul, Cattell dipandang memainkan peranan menentukan dalam rangka integrasi kepribadian, dengan saling menghubungkan pengungkapan dari berbagai erg dan sentimen.
Konflik dan Penyesuaian diri. Cattell telah mengemukakan bahwa suatu cara praktis untuk menyatakan tingkat konflik yang dimunculkan oleh suatu tindakan tertentu terhadap seseorang ialah dengan menggunakan persamaan spesifikasi ( specification equation ) yang menunjukkan keterlibatan sifat-sifat sumber dinamik orang itu ( erg dan sentimen ) dalam tindakan tersebut. Misalnya minat pemuda untuk kawin memiliki persamaan spesifikasi erg seks, sifat suka berteman, dan rasa ingin tahuannya; ia berfikir bahwa orang tuanya akan merestui dan hal itu akan berpengaruh baik bagi harga dirinya.
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian pada taraf deskriptif semata-mata, dengan memetakan perubahan struktur-struktur kepribadian selama kehidupan seseorang. Dalam penelitian-penelitian tentang temperamen dan sifat dinamik, Cattelldean kawan-kawannya telah mengadakan penelitian analisis faktor pada tingkat orang dewasa dan kanak-kanak, dalam rangka mengembangkan alat-alat yang mampu mengukur faktor-faktor kepribadian yang sama pada usia yang berberda-beda.
Cattell telah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini ialah melakukan penelitian-penelitian perantara terhadap kelompok-kelompok usia menengah; maka, dibandingkannyalah versi orang dewasa dan versi anak berusia 11 tahun dari koesioner kepribadian yang dianalisis faktor secara terpisah dengan memberikan kedua-duanya kepada kelompok menengah yang berusia 16 tahun(Cattell dan Beloff, 1953).
Cattell telah membahas bukti akan adanya kecendrungan-kecendrungan akibat pengaruh usia pada berbagai faktor temperamen, seperti misalnya meningkatkan H ( petualang) C ( kekuatan ego) serta menurunkan O ( kecenderungan merasa salah) dan L ( kecurigaan) antara usia 11 sampai 23 tahun ( Sealy dan Cattell,1966).
1.       Analisa Hereditas dan Lingkungan
Cattell menginterpretasikan ini sebagai bukti apa yang disebut Hukum pemaksaan kearah terata biososial yakni suatu kecenderuangan dari pengaruh-pengaruh lingkungan untuk secara sistematis melawan munculnya variasi genetik.
2.       Belajar
Cattell membedakansekurang-kurangnya tiga jenis belajar yang memainkan peranan penting dalam perkembangan kepribadian. pertama adalah pengkondisian klasik (clasical conditional )dan pengkondisian instrumenal/ operan ( instrumental conditioning/operant) .Jenis belajar yang ketiga dinamakan integration learning jenis belajar ini pada dasarnya merupakan sejenis belajar instrumental yang lebih canggih.

3.          Integrasi antara pematangan dan belajar
Cattell mencoba memadukan perubahan-perubahan kepribadian yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh lingkungan dan pematangan yang memiliki dasar genetik ke dalam bagian teoretis( Cattell,1973b) istilah treptik yang disebabkan oleh agen-agen yang bersifat eksternal seperti stimulasi obat-obatan dan sebagainya. Tujuannya adalah membagi atau membedakan kurva-kurva perubahan perkembangan berbagai sifat kedalam komponen-komponen genetik dan treptik.
4.       Konteks Sosial
Memusatkan perhatian pada individu dalam interaksi dengan lingkungan mereka. Ada banyak peranan sosial yang dapat berperan sebagai sumber yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian.

2. 6 Teori Sifat – Sifat Mutakhir


1. Memperkirakan sifat dari tanda- tanda perilaku
Dalam mencari kecenderungan, sesuatu dapat memperkirakan sifat dari perilaku. Contohnya, apa yang orang ceritakan tentang diri mereka pada quisioner. Respon seseorang dapat dijadikan suatu indikator dari kecenderungan  sifatnya. Oleh karena itu, penting halnya untuk menunjukan hubungan antara perilaku test dan perilaku yang biasa mereka tunjukkan.
                Sifat ditunjukkan dari quisioner, rating, dan laporan lainnya tentang kecenderungan seseorang. Laporan pribadi biasanya diambil sebagai tanda langsung dari kecenderungan yang relevan. Contohnya, semakin sering Anda merasa bahwa diri anda agresif maka anda mengasumsikan untuk memiliki kecenderungan yang agresif. Jadi hubungannya adalah semakin sering suatu tingkahlaku digambarkan, semakin besar kecenderungan yang mendasarinya.


2. Kesamaan dan Konsistensi Perilaku
Para ahli sering tidak sepaham tentang isi dan struktur yang spesifik dari kebutuhan dasar sifat untuk mendeskripsikan kepribadian, tetapi secara general, konsep mereka memiliki banyak kesamaan. Mereka menggunakan sifat untuk menghitung konsistensi perilaku seseorang dan untuk menjelaskan mengapa setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap suatu stimulus.Allport menekankan pada relativitas general sifat yang umum dalam banyak situasi

3. Perbedaan Karakter dan Perbedaan kondisi

Tidak semua orang yang merasa gelisah,  memiliki tabiat yang gelisah dan juga tidak semua orang yang memiliki tabiat kegelisahan selalu merasa gelisah. Jadi terdapat perbedaan antara sifat dan kondisi

Pepatah  kuno ini menjadi pedoman para pakar modern dalam menggambarkan perbedaan yang sering terjadi antara sifat dan kondisi. keduanya merujuk pada kategori yang memiliki batas yang samar secara prototip dan exemplar. SimakBaca secara fonetik Sifat secara prototip, bersifat kekal, kualitasnya stabil  dalam jangka waktu yang panjang dan terdapat penyebab internal. Sebaliknya, kondisi, secara prototip dilihat dari situasi sesaat misalnya bahwa orang cenderung untuk mengklasifikasikan sifat lembut, mendominasi, dan pemalu, sedangkan sebagai kondisi adalah  tidak tertarik dan tidak senang.

4. Pencarian  untuk Sifat Dasar
Dipandu asumsi yang menyatakan bahwa ada suatu kecenderungan yang stabil, para psikolog kepribadian mencoba mengidentifikasi posisi individu pada satu dimensi atau lebih dengan membandingkan orang yang diuji di bawah dalam kondisi standar. Mereka percaya bahwa posisi pada dimensi ini relatif stabil dalam  setiap  situasi pengujian hingga periode waktu yang panjang. Penekanan utamanya adalah pengembangan instrumen yang dapat mengukur secara akurat sifat-sifat yang mendasari seseorang.              

5. Perhitungan
Metode untuk menilai perbedaan individu dan untuk mengukur perbedaan adalah psikometri. Ahli Psikometri mengkaji individu dan kelompok pada dimensi sifat dengan membandingkan nilai tes mereka. Untuk melakukan hal ini, mereka mengambil banyak sampel, membandingkan kelompok besar dalam kondisi pengujian seragam, dan menyusun teknik statistik untuk menyimpulkan sifat dasar



6. Menyatukan berbagai Situasi untuk Meningkatkan Reliabilitas
Banyak peneliti terdahulu yang kurang memperhatikan kestabilan perilaku individu, mereka sering  memprediksi tindakan tunggal (misalnya, agresi fisik ketika dihina) dalam menilai kecenderungan yang pada umumnya upaya tersebut tidak berhasil. Sementara pengukuran sifat tidak dapat dilakukan untuk memprediksi tindakan tunggal, mereka dapat melakukannya lebih baik jika menggunakan, “criteria bertindak ganda”
Metode dan hasil penelitian ini diilustrasikan dalam sebuah kajian di mana perempuan yang bukan sarjana diberi skala dominasi. Para wanita juga ditanya apakah mereka telah melakukannya atau tidak dalam satu rangkaian 40 perilaku dominasi yang berhubungan. Sebagai contoh, apakah mereka memulai diskusi di kelas, berdebat dengan guru, mengajak lelaki untuk berkencan. Skala dominasi kepribadian tidak memprediksi perilaku individu dengan baik. Namun peneliti menemukan ketika 40 rangkaian perilaku itu dijumlahkan menjadi ukuran suatu kumpulan , mereka berhubungan secara substansial dengan skor kepribadian. Jadi, semakin panjang suatu kesatuan, semakin tinggi realibilitasnya. Hal ini telah ditunjukkan bahwa reliabilitas akan meningkat bila jumlah perangkat dalam uji sampel meningkat dan dikombinasikan. Dalam membuktikan pendapat ini, Epstein menunjukkan bahwa stabilitas temporal (misalnya, laporan diri tentang emosi dan pengalaman dicatat setiap hari, dan penilaian pengamat).

 

2.7 Taksonomi dan Atribusi Manusia

Teori Big Five
Dalam psikologikontemporer , faktor "Big Five" (atau Faktor Lima Model, FFM) kepribadian merupakan dimensi kepribadian yang digunakan untuk menggambarkan kepribadian manusia.Kelima Big faktor tersebut yaitu : Keterbukaan , kesadaran , Extraversi , Keramahan , dan Neurotikisme (OCEAN, atau KANO jika ulang).. Setiap faktor terdiri dari sekelompok ciri-ciri yang lebih spesifik yang berhubungan. Sebagai contoh, extraversion yang terkait dengan keramahan, kegembiran mencari, impulsif, dan emosi positif. Lima Besar faktor dan ciri-ciri utamanya dapat diringkas sebagai berikut:
  • Keterbukaan - (inventif / penasaran vs konsisten / hati-hati). Apresiasi seni , emosi , petualangan , ide-ide yang tidak biasa, rasa ingin tahu , dan berbagai pengalaman.
  • Kesadaran - (efisien / terorganisir vs santai / ceroboh). Suatu kecenderungan untuk menunjukkan disiplin diri , bertindak dengan patuh , dan bertujuan untuk prestasi ; lebih direncanakan.
  • Extraversion - (keluar / energik vs pemalu / reserved). Energi, emosi positif, surgency , dan kecenderungan untuk mencari stimulasi di perusahaan orang lain.
  • Keramahan - (ramah / penyayang vs kompetitif / vokal). kecenderungan untuk berbelas kasih dan kooperatif.
  • Neuroticism - (sensitif / gugup vs aman / percaya diri). kecenderungan untuk mengalami emosi yang tidak menyenangkan dengan mudah, seperti kemarahan , kegelisahan , depresi , atau kerentanan .
Model Lima Besar adalah, komprehensif empiris, temuan penelitian berbasis data. Mengidentifikasi sifat-sifat dan struktur kepribadian manusia telah menjadi salah satu tujuan yang paling mendasar dalam semua psikologi. Kelima faktor luas ditemukan dan didefinisikan oleh set independen beberapa peneliti (Digman, 1990). Para peneliti mulai dengan mempelajari ciri-ciri kepribadian yang dikenal dan kemudian menganalisis faktor-ratusan pengukuran sifat-sifat ini (dalam diri-laporan dan data kuesioner , peer peringkat, dan tindakan objektif dari pengaturan eksperimental) untuk menemukan faktor-faktor yang mendasari kepribadian.
Setidaknya empat set peneliti telah bekerja secara independen selama beberapa dekade untuk  masalah ini dan telah mengidentifikasi Lima Besar faktor: Tupes & Cristal pertama kali, diikuti oleh Goldberg di Oregon Research Institute, Cattell di University of Illinois, dan Costa dan McCrae di Institut Kesehatan Nasional. Keempat set peneliti menggunakan metode yang agak berbeda dalam mencari lima karakter, dan dengan demikian setiap rangkaian lima faktor memiliki nama agak berbeda dan definisi. Namun, semua telah ditemukan sangat berkorelasi antar-analitis dan faktor-aligned.
Karena Big Five sifat yang luas dan komprehensif, mereka hampir tidak kuat dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku aktual adalah tingkat yang lebih rendah lebih banyak sifat. Banyak studi telah mengkonfirmasi bahwa dalam memprediksi perilaku sebenarnya banyak aspek yang lebih atau ciri-ciri tingkat dasar jauh lebih efektif (misalnya Mershon & Gorsuch, 1988 ; Paunonon & Ashton, 2001.
Ketika mencetak gol untuk umpan balik individu, karakter ini sering disajikan sebagai skor persentil. Sebagai contoh, sebuah kesadaran rating dalam 80 persentil menunjukkan rasa yang relatif kuat dari tanggung jawab dan ketertiban, sedangkan rating Extraversion di persentil ke-5 menunjukkan kebutuhan yang luar biasa untuk kesendirian dan tenang . Sering digunakan langkah yang paling dari Lima Besar terdiri dari item yang baik-kalimat deskriptif diri atau, dalam kasus tindakan leksikal, item yang kata sifat tunggal. Karena panjang kalimat berbasis dan beberapa leksikal tindakan, bentuk singkat telah dikembangkan dan divalidasi untuk digunakan dalam pengaturan penelitian terapan di mana ruang dan waktu kuesioner responden terbatas, seperti 40-item seimbang Inggris Internasional Big-Lima Mini-Spidol  atau item) sangat (singkat 10 ukuran dari domain Lima Besar.
1.       Keterbukaan. apresiasi umum untuk seni, emosi, petualangan, ide-ide yang tidak biasa, imajinasi, rasa ingin tahu, dan berbagai pengalaman. sifat yang membedakan orang-orang imajinatif dari bawah-ke-bumi, orang-orang konvensional. Orang yang terbuka untuk mengalami secara intelektual penasaran, menghargai seni, dan peka terhadap keindahan. Mereka cenderung, dibandingkan dengan orang yang tertutup, lebih kreatif dan lebih sadar akan perasaan mereka. Mereka lebih cenderung untuk memegang keyakinan yang tidak konvensional. Orang dengan skor rendah pada keterbukaan cenderung untuk memiliki lebih konvensional, kepentingan tradisional. Mereka lebih suka polos, lugas, dan jelas atas halus kompleks, ambigu, dan. Mereka mungkin menganggap seni dan ilmu dengan kecurigaan atau bahkan melihat upaya ini tidak menarik. Contoh perangkat keterbukaan:  saya punya kosakata yang kaya, saya punya imajinasi, saya punya ide yang sangat baik, saya menghabiskan waktu merenungkan hal, saya menggunakan kata-kata sulit.

2.       Kesadaran . Kecenderungan untuk menunjukkan disiplin diri, bertindak dengan patuh, dan bertujuan untuk pencapaian. sifat menunjukkan preferensi atas rencana daripada perilaku spontan. Ini mempengaruhi cara di mana kita kontrol, mengatur, dan mengarahkan impuls kami. Kesadaran termasuk faktor yang dikenal sebagai Need for Achievement (nach).  Contoh perangkat kesadaran: Saya selalu siap, saya menuntut dalam pekerjaan saya, saya mengikuti jadwal, saya mendapatkan pekerjaan dilakukan segera.

3.       Extraversion. Ditandai dengan emosi positif, surgency, dan kecenderungan untuk mencari stimulasi dan perusahaan orang lain. sifat ini ditandai dengan keterlibatan diucapkan dengan dunia luar. Extraverts menikmati kebersamaan dengan orang-orang, dan sering dianggap sebagai penuh energi. Mereka cenderung antusias, individu berorientasi aksi yang cenderung mengatakan  atau "Mari kita pergi!" .peluang untuk kegembiraan. Dalam kelompok mereka suka berbicara, menegaskan diri mereka sendiri, dan menarik perhatian kepada diri mereka sendiri. Sebaliknya, Introvert tidak memiliki semangat sosial dan tingkat aktivitas extraverts. Mereka cenderung tampak tenang, rendah-tombol, disengaja, dan kurang terlibat dalam dunia sosial. Kurangnya keterlibatan sosial tidak boleh diartikan sebagai rasa malu atau depresiIntrovert hanya perlu rangsangan kurang dari extraverts dan lebih banyak waktu sendirianMereka mungkin sangat aktif dan energik, sama sekali tidak sosial. Contoh perangkat  extraversion: sayalah kehidupan pesta, saya tidak keberatan menjadi pusat perhatian, saya merasa nyaman di sekitar orang, saya memulai percakapan, saya berbicara dengan banyak orang yang berbeda di pesta.

4.          Keramahan. Kecenderungan untuk mengasihi dan kooperatif. sifat ini mencerminkan perbedaan individu dalam kehidupan sosial. nilai individu menyenangkan bergaul dengan orang lain. Mereka umumnya perhatian, ramah, dermawan, membantu, dan bersedia untuk kompromi kepentingan mereka dengan orang lain, menyenangkan orang , memiliki pandangan optimis dari sifat manusia. Sebaliknya, individu memusuhi orang lain, umumnya tidak peduli dengan orang lain 'kesejahteraan, dan kecil kemungkinannya untuk memperpanjang diri untuk orang lain. Kadang-kadang skeptis mereka tentang motif orang lain menyebabkan mereka menjadi curiga, tidak ramah, dan tidak kooperatif. Contoh keramahan perangkat: saya tertarik pada orang, saya merasa perasaan orang lain, saya punya hati yang lembut, sayamembuat orang merasa nyaman, sayabersimpati dengan perasaan orang lain '.

5.       Neuroticism.  Kecenderungan untuk mengalami emosi negatif, seperti marah, kecemasan, atau depresi. Kadang-kadang disebut ketidakstabilan emosional. Mereka yang mendapat skor neurotisisme tinggi secara emosional reaktif dan rentan terhadap stres. Mereka lebih cenderung menafsirkan situasi biasa sebagai ancaman, dan frustrasi. Mereka cenderung bereaksi negative untuk jangka waktu yang lama, yang berarti mereka sering berada dalam mood yang buruk. Masalah-masalah dalam peraturan emosional dapat mengurangi kemampuan seseorang skor tinggi pada neurotisisme berpikir jernih, membuat keputusan, dan efektif mengatasi stres. Sebaliknya, individu yang mendapat skor rendah neurotisisme cenderung tidak mudah marah dan tidak bereaksi negatif. Mereka cenderung tenang, emosi yang stabil, dan bebas dari perasaan negatif persisten. Kebebasan dari perasaan negatif tidak berarti bahwa skor rendah mengalami banyak perasaan positif.  Contoh perangkat neurotisisme:  saya mudah terganggu, saya mengubah mood saya, saya merasa kesal dengan mudah, saya merasa tertekan dengan mudah, saya marah dengan mudah.

sumber :
  • Suryasubrata, Suryadi. Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, 1983.
  • Michele soda
  • Lindzey,Gardner and Hall, Calvin. 1985 Introduction to Theories of Personalitry. New York: John Wiley & Sons, Inc.
  • Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka setia 

0 komentar:

Posting Komentar