DESAIN YANG MEMADAI DAN KRITERIA
DESAIN
Pokok pembahasan dari bab ini
adalah desain penelitian yang tidak memadai. Desain semacam ini sering kita
jumpai sehingga harus kita bahas. Yang lebih penting, pembaca harus mampu
mengenali dan memahami alasan-alasan yang menjadikan desain-desain itu tidak
memadai. Dengan demikian, maka kajian mengenai desain yang tidak memadai ini
akan membawa kita mempelajari kriteria desain penelitian. Kita akan
membicarakan juga sistem lambang yang digunakan dan membahas perbedaan penting
antara penelitian eksperimental dan noneksperimental.
PENDEKATAN
EKSPERIMENTAL DAN PENDEKATAN NONEKSPERIMENTAL
Pengertian eksperimen adalah
penelitian atau penyelidikan ilmiah dimana peneliti memanipulasikan dan
mengendalikan satu variabel bebas atau lebih, dan melakukan observasi terhadap
variabel bebas atau variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi yang
muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas tersebut. Sedangkan pengertian desain
eksperimental adalah desain dimana peneliti memanipulasikan sedikitnya
satu variabel bebas. Hurlock memanipulasi insentif yang menghasilkan daya ingat
yang berbeda-beda besarnya. Walsters, Clearly, dan Clifford memanipulasi jenis
kelamin, ras, dan tingkat kemampuan untuk mempelajari akibat-akibatnya terhadap
penerimaan di perguruan tinggi : formulir pendaftaran yang dikirimkan ke
perguruan tinggi berbeda-beda dalam hal deskripsi tentang si calon mahasiswa
sehubungan dengan jenis kelamin, warna kulit, dan tingkat kemampuan.
Dalam penelitian
noneksperimental, kita tidak dapat memanipulasikan variabel atau memasukkan
subyek-subyek maupun perlakuan secara acak karena sifat-sifat tertentu dari
variabel yang digunakan tidak memungkinkan manipulasi. Di bagian awal telah dikatakan
bahwa tujuan utama ilmu adalah menemukan atau menyingkapkan relasi fenomena
satu dengan fenomena lain. Alasan utama diutamakannya eksperimen yang
terkontrol adalah supaya peneliti dapat memperoleh kepastianyang lebih besar
bahwa relasi yang dikajinya memang sungguh-sungguh relasi yang
dipikirikan olehnya. Alasannya tidak sulit dipahami : kajian tentang relasi itu
dilakukan dalam kondisi-kondisi yang dikontrol dengan cara paling cermat sejauh
yang diketahui. Dengan demikian, manfaat besar yang hanya terdapat dalam
eksperimental adalah kontrol.
SIMBOLISME
DAN DEFINISI
Sebelum
membicarakan desain yang tidak memadai, perlu dikemukakan penjelasan mengenai
perlambangan yang digunakan dalam bab ini dan bab setelahnya. Xberarti variabel bebas dimanipulasi dalam rangka
eksperimen. X1, X2, X3, dan lain-lain
berarti variabel 1,2,3, dan seterusnya, kendati biasanya kita hanya menggunakan
X saja, bahkan ketika X itu dapat berarti lebih dari satu variabel bebas.
Lambang Xmenyatakan bahwa variabel bebas itu tidak
dimanipulasikan – ia tidak berada dalam kontrol atau pengendalian
langsung peneliti tetapi diukur atau diangankan. Variabel
terikat adalah Y :Ybadalah variabel terikat sebelum manipulasi. X dan
Ya adalah variabel terikat setelah
dimanipulasi. Dalam lambang –X berarti variabel eksperimental yaitu variabel
bebas X tidak dimanipulasikan.
DESAIN
YANG SALAH
Dalam
penelitian behaviorial, ada 4 desain tidak memadai yang semula sering digunakan
dan masih ada yang sekarng menggunakannya. Tidak memadainya desain-desain itu
menyebabkan melemahnya kontrol terhadap variabel bebas. Kita akan menandai
desain-desain itu dengan nomor, memberinya nama, membuat sket strukturnya,
kemudian membahasnya.
Desain 18.1 Satu-Kelompok
(a)
X Y ( Eksperimental)
(b)
X Y (Noneksperimental)
Keterangan : Desain tersebut tidak bernilai sama
sekali karena tidak ada kontrol terhadap kemungkinan pengaruh faktor lain
terhadap hasil.
Desain 18.2 Satu Kelompok ( sebelum-setelah )
(a)
Yb X Ya (Eksperimental)
(b)
Yb Ẍ Ya (Noneksperimental)
Keterangan: Desain ini adalah desain 18.1 yang
diperbaiki sedikit. Cirinya yaitu bahwa suatu kelompok dibandingkan dengan
dirinya sendiri. Semua variabel bebas yang mungkin berasosiasi dengan
karakteristik subyek-subyek itu terkontrol.
Pengukuran,
Sejarah, Pematangan
Faktor
pertama adalah akibat yang mungkin timbul dari prosedur pengukuran : pengukuran
terhadap subyek. Menurut Campbell,ukuran-ukuran itu disebut ukuran
reaktif karena pengukuran itu sendiri menyebabkan subyek-subyek
bereaksi.
Dua
sumber varian ekstra lainnya yang penting adalah sejarah dan pematangan
atau maturasi.Variabel-variabel
ini bersifat spesifik terhadap situasi eksperimental tertentu. Sebaliknya, pematangan
atau maturasi
bersifat umum, tidak spesifik terhadap situasi tertentu. Kejadian-kejadian
itu mencerminkan perubahan atau pertumbuhan organisme yang sedang dikaji.
Efek
Regresi
Fenomena
statistik yang telah menyesatkan para peneliti adalah efek regresi. Skor tes
berubah sebagai fakta statistik tentang kehidupan. Ketika diadakan
pengujian-ulang, skor-skor itu rata-rata beregresi menuju ke harga tengah.
KRITERIA
DESAIN PENELITIAN
Kriteria
dan kaidah-kaidah itu akan dikaitkan dengan gagasan Campbell mengenai validitas
interbal dan eksternal yang dalam pengertian tertentu merupakan pengungkapan
kriteria itu dengan cara lain.
Menjawab Pertanyaan Penelitian?
Kriteria utama suatu desain penelitian dapat
diungkap dalam bentuk pertanyaan : Apakah desain ini menjawab pertanyaan
penelitian? Atau: Apakah desain ini merupakan ujian yang memadai terhadap
hipotesis penelitian?. Kelemahan desain yang paling serius yang sering dibuat
pemula yaitu bahwa desain itu tidak dapat menjawab masalah atau pertanyaan
penelitian.
Kontrol Terhadap Variabel Bebas
Ekstra
Kriteria kedua adalah kontrol atau kendali. Artinya,
kontrol terhadap variabel bebas : variabel bebas yang dilibatkan dalm
penelitian maupun terikat ekstra. Sudah jelas bahwa variabel bebas ekstra
adalah variabel yang mungkin dapat memengaruhi variabel bebas, namun bukan
merupakan kajian penerimaan di perguruan tinggi yang dicontohkan pada awal bab
tadi.
Kemungkinan Generalisasi
Kriteria ketiga ini tidak bergantung pada kriteria
lain sebab kemungkinan generalisasi ini adalah kriteria dari ragam yang
berbeda.
Validitas Internal dan Eksternal
Ketiga kriteria diatas sebenarnya adalah aspek-aspek
validitas
internal. Sedangkan validitas eksternal yaitu suatu
kriteria yang sulit dipenuhi, berarti kerepresentatifan atau kemungkinan
generalisasi.
2.2 DESAIN PENELITIAN UMUM
Desain atau rancang-bangun
merupakan disiplin data. Maksuddan tujuan yang tersiratdalam segala desain
penelitian adalah memasukkan batasan-batasan yang terkontrol,yaitu mengenai
observasi terhadap fenomena alami.
ASAS-ASAS
KONSEPTUAL DESAIN PENELITIAN
Suatu relasi adalah sehimpunan pasangan berurut.
Hasil kali Kartesian atau Kartesius adalah semua himpunan
berurut yang mungkin didapat dari dua himpunan. Contoh :
A1
A2
|
B1
B2
|
Suatu desain adalah sesuatu
subset dari hasil Kartesian variabel bebas dan variabel terikat.
DESAIN
EKSPERIMENTAL DAN ANALISIS VARIAN
Latar belakang pemikiran tentang
desain penelitian adalah gagasan-gagasan serta kondisi-kondisi eksperimental.
Semua terkait dengan paradigma analisis varian. Keacakan dalam memasukkan
kasus-kasus akan memenuhi suatu asumsi karena hal itu diduga membagikan sumber
varian secara merata. Akan tetapi, pemasukna secara acak tadi hanya dapat
dilakukan dalam eksperimen.Dalam penelitian noneksperimental, variabel-variabel
bebasnya adalah subyek yang ciri-cirinya kurang lebih bersifat tetap.
DESAIN
Desain adalah suatu rencana atau
kerangka untuk mengonseptualisasikan struktur relasi variabel-variabel suatu
kajian penelitian. Contoh :
Desain 19.1 Kelompok Eksperimen
Dirandomisasikan – Kelompok Kontrol : Subyek-subyek
R
|
-X Y (Kontrol)
Desain ini memiliki keuntungan
seperti : a. Membuahkan sitem kontrol teoritis “built in”terbaik
b.Mempunyai
sifat fleksibel
c.
Dapat mengkaji beberapa hipotesis sekaligus
d.Desain
ini elegan
PRO
DAN KONTRA PERPASANGAN
Perpasangan tidaklah terbatas
pengertiannya pada penjodohan subyek dengan subyek. Anggota subset tertentu
lebih serupa dalam hal suatu variabel yang berkait dengan variabel terikatnya
daripada keserupaannya dengan anggota-anggota subset lain, maka kita ketahui
terdapat varianantarsubset. Kadang muncul masalah,apabila subyek-subyek
yang sama digunakan lebih dari satu percobaan karena seorang subyek dengan
sendirinya lebih mirip dengan dirinya sendiri daripada orang lain.
VARIAN
DESAIN DASAR
Setiap kali mempertimbangkan
desain penelitian, kita harus memikirkan kemungkinan menambahkan kelompok
eksperimen sebagai replikasi atau variasi kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Variasi –variasi penting dari desain dasar adalah desainwaktu.
Desain
Kompromi
Eksperimen sejati menuntut
dilaksanakannya manipulasi terhadap sedikitnya satu variabel bebas, penempatan
subyek secara acak ke dalam kelompok-kelompok, dan pemberian perlakuan secara
acak pula pada kelompok-kelompok. Jika syarat-syarat diatas tidak dipenuhi,maka
akan muncul yang disebut desainkompromi.
Desain
Waktu
Suatu masalah yang lazim muncul
dalam penelitian dengan menggunakan waktu sebagai variabel. Kajian seperti ini
merupakan kajian jangka panjang (longitudinal) mengenai subyek (anak-anak) pada
titik waktu tertentu dalam kurun tertentu. Contoh :
Desain 19.8 Desain Waktu
Longitudinal
Y1 Y2 X Y3 Y4
2.3 PENERAPAN DESAIN PENELITIAN :KELOMPOK
ACAK
Pokok utama bab ini dan bab
sesudahnya adalah memperkaya dan mengilustrasikan pembahasan mengenai desain
serta statistik, dengan contoh-contoh penelitian aktual dan mengemukakan
kemungkinan-kemungkinan dasar untuk menyusun desain dengan cara
tertentu.Tujuannya adalah melengkapi serta memperkaya pembicaraan tentang
desain dan statistik yang sifatnya lebih abstrak.
DESAIN
SUBYEK ACAK SEDERHANA
Desain 19.1 :
R
|
-X Y
Contoh
Penelitian :
Bentuk paling sederhana dari
desain diatas adalah suatu paradigma analisis varian satu arah dimana kkelompok diberi perlakuan eksperimental
dan k harga tengah dibandingkan dengan analisis varian atau tes-tes signifikasi
tersendiri.
Peeck : Pengetahuan yang
Telah Dimiliki dan Ingatan
Telah banyak upaya teorisasi dan
penelitian mengenai ingatan ( memory ), “struktur”nya dan cara orang mengingat
apa yang telah diketahui atau dikenalnya.Dalam suatu kajian semacam itu, Peeck
menguji gagasan bahwa proses belajar terbantu, jika pihak yang belajar memiliki
dan menggunakan kontek-konteks penuh arti yang memadukan bahan yang akan
dipelajarinya. Ini berarti bahwa jika kepada pembelajar diberikan latar
belakang tertentu atau konteks tertentu yang relevan dengan suatu tugasmempelajari sesuatu sebelum proses belajar itu sendiri, maka
pembelajar itu akan mengenal ( mengingat ) lebih banyak daripada jika tidak
diberikan latar belakang tersebut.
Wickens : Kajian
Generalisasi tentang Stimulus dan Respon
Ini adalah kajian yang piawai dan
penting mengenai generalisasi stimulus dan respons. Secara kasar, generalisasi
stimulus dan respon dapat dinyatakan sebagai persebaran keefektifan stimulus
untuk memancing respons yang sama atau mirip dengan stimulus yang berkaitan.
Kajian ini patut dipelajari secara seksama, bukan hanya karena ia menggunakan
kondisioning secara kreatif dan menggunakan analisis varian secara cerdik
melainkan juga karena mempunyai implikasi-implikasinya bagi pengajaran.
DESAIN
FAKTORIAL
Desain umum yang dasar adalah
Desain 19.1, kendati variasi pola dasar kelompok eksperimental-kelompok kontrol
kini diubah drastis. Perubahan drastis itu adalah dengan adanya penambahan
faktor-faktor eksperimental lain atau variabel-variabel bebas lain. Berpedoman
pada definisi yang telah dikemukakan didepan tentang analisis varian faktorial,
maka desain faktorial diartikan
sebagai struktur penelitian dimana dua
variabel bebas atau lebih sering dhadapkan untuk mengkaji akibat-akibatnya yang
mandiri dan yang interaktif terhadap suatu variabel terikat.
Flowers : Pikiran
Kelompok
Dalam sebuah artikel yang sangat
provokatif, berjudul “Group-think”,
Janis membahas tentang akibat-akibat merugikan yang mungkin muncul dari
dorongan ke arah apa yang sering disebut
“konsensus” dalam kelompok rekat (cohesivegroup).
Janis mengemukakan bahwa upaya mencari konsensus menjadi dominan dalam kelompok-kami
(ingroup) yang rekat sehingga
mengalahkan penilaian realistis tentang tindakan-tindakan alternatif.
Sigall dan Ostrove : Daya
Tarik dan Kejahatan
Sering dinyatakan bahwa wanita
yang menarik mendapatkan reaksi dan perlakuan yang berbeda dengan yang diterima
oleh pria dan wanita yang kurang menarik. Dalam beberapa kasus, reaksi itu
“menguntungkan” : wanita menarik lebih cenderung menerima perhatian dan budi
baik dari orang-orang disekelilingnya daripada wanita yang tidak menarik.
Hoyt : Pengetahuan Guru
dan Prestasi Siswa
Ada pertanyaan : “Apakah akibat
yang diterima oleh prestasi dan sikap siswa, jika guru dibekali pengetahuan
tentang ciri-ciri siswa yang diajarinya?
Kajian Hoyt ini mengeskplorasi
berbagai aspek dari pertanyaan dasar itu dan menggunakan desain faktorial untuk meningkatkan validitas internal dan
eksternal penelitian ini. Desain pertama digunakan tiga kali untuk tiga subyek
skolah masing-masing. Desain kedua dan ketiga digunakan dua kali, dikedua
sistem sekolah masing-masing.
2.4 PENERAPAN DESAIN PENELITIAN :KELOMPOK
BERKORELASI
Terdapat satu gagasan besar,
yaitu terdapat varian sistematis dalam ukuran variabel terikat yang disebabkan
oleh korelasi antarkelompok dalam suatu variabel tertentu yang berelasi dengan
variabel terikat itu.
Ada 3 cara korelasi dan variasi
dapat dirangkum sehingga memengaruhi dan tercermin dalam ukuran & desain :
1.
Gunakanlah
unit-unit yang sama, misalnya : subyek
dalam kelompok-kelompok eksperimental itu masing-masing.
2.
Jodohkanlah
unit-unit atas dasar kepadanan satu variabel bebas atau lebih yang berelasi
dengan variabel terikat.
3.
Pergunakanlah
lebih daru satu kelompok unit, misalnya : kelas atau sekolah dalam desain Anda.
PARADIGMA
UMUM
Ada 2 sumber varian atau variasi
sistematik yang timbul dari kolom (perlakuan) dan yang berpangkal pada deret
(perbedaan individual/antarunit). Paradigma umum ini tersaji pada gambar
dibawah ini :
Perlakuan
|
||||||||
Unit
|
X1
|
X2
|
X3
|
.
|
.
|
.
|
Xk
|
|
1
|
Y11
|
Y12
|
Y13
|
.
|
.
|
.
|
Y1bk
|
M1
|
2
|
Y21
|
Y22
|
Y23
|
.
|
.
|
.
|
Y2bk
|
M2
|
3
|
Y31
|
Y32
|
Y33
|
.
|
.
|
.
|
Y3bk
|
M3
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
N
|
Yn1
|
Yn2
|
Yn3
|
.
|
.
|
.
|
Ynk
|
Mn
|
Mx1
|
Mx2
|
Mx3
|
.
|
.
|
.
|
Mxk
|
(Mt)
|
|
Gambar 21.1
|
Tujuan desain ini adalah
memaksimalkan varian antarperlakuan, mengidentifikasikan varian antar unit,
& meminimalkan varian galat (atau residual).
Unit
Kata
“unit” sengaja dipilih untuk menekankan bahwa unit dapat berupa orang atau
subjek, kelas, sekolah, distrik, kota, dan bangsa. Dengan kata lain, unit
adalah sebuah rubrik umum yang dapat mengacu pada bermacam-macam utuhan
(entiting). Pertimbangan yang penting adalah, apakah unit-unit itu berbeda
antara yang satu dengan yang lain. Jika ya, maka munculah varian antarunit.
Dalam pengertian ini, dibicarakan kelompok-kelompok atau subjek-subjek
berkorelasi sama dengan membicarakan varian antarkelompok atau antarsubjek.
Gagasan tentang perbedaan individual diperluas menjadi perbedaan unit.
Desain
Percobaan Berulang Dengan Satu-Kelompok
Dalam
desain ini, kelompok diberi berbagai perlakuan pada saat yang berlainan. Dalam
eksperimen proses belajar, satu kelompok yang terdiri atas subjek-subjek yang
sama dapat dibeli berbagai tugas dengan tingkat kompleksitas yang
bermacam-macam atau manipulasi eksperimental nya adalah penyajian kaidah-kaidah
proses belajar dalam tatanan yang berbeda, misalnya mulai dari sederhana ke
kompleks dari kompleks ke sederhana dari keseluruhan ke bagian atau sebaliknya.
Salah
satu kesulitan dalam penggunaan cara pemecahan soal kontrol berupa pemekaan
karena prauji yang mungkin dapat menyebabkan suatu interaksi antara prauji
dengan variabel yang dimanipulasi untuk keperluan eksperimen. Kesulitan lain
adalah bahwa subjek mengalami pematangan dan melakukan proses belajar dari
waktu ke waktu.
Desain
Kelompok Eksperimen-Kelompok Kontrol untuk Dua Kelompok.
Dalam
desain ini, subjek-subjek mula-mula saling diperjodohkan kemudian ditempatkan
dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara acak. Dalam bentuknya
yang lain, subjek-subjek saling diperjodohkan namun tidak diletakkan dalam
kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara acak.
Contoh-contoh
Penelitian dengan Desain Kelompok Berkorelasi
Yang
terbanyak dari desain-desain macam ini yang menggunakan subjek-subjek jodohan
atau subjek-subjek sama yang dikenal prauji dan purnauji. Akan tetapi desain
kelompok berkorelasi tidaklah terbatas untuk dua kelompok saja : subjek-subjek
yang sama dapat diberi lebih dari dua perlakuan eksperimental. Kajian-kajian
yang didapat berikut ini dipilih bukan hanya karena mengilustrasikan desain
kelompok-berkorelasi, perjodohan, dan masalah-masalah kontrol, melainkan juga
karena ini penting dari segi historis, psikologis, maupun pendidikan.
Kajian Thorndike tentang Alih-Pelatihan
Pada tahun 1924, Thorndike menerbitkan suatu kajian
tentang efek-efek yang diduga ditimbulkan oleh mata pelajaran tertentu
disekolah terhadap intelegensi. Siswa-siswa diperjodohkan berdasarkan skor yang
mereka peroleh untuk format Adalam pengukuran variabel terikat, yaitu
kecerdasan. Tes ini juga berlaku sebagai prauji.Variabel bebasnya adalah Satu
Tahun Pelajaran untuk Mata Pelajaran Tertentu, seperti sejarah, matematika, dan
bahasa latin. Suatu purnauji, yakni format B dalam tes intelegensi, diberikan
pada akhir tahun. Thorndike menggunakan suatu sarana yang sangat cerdik untuk
memisahkan efek diferensial dari setiap mata pelajaran dengan memperjodohkan
pada format A tes intelegensi, para siswa yang mempelajari-misalnya-bahasa
inggris, sejarah, geometri, dan bahasa latin. Hasil-hasil yang diperoleh dalam
skor intelegensi akhir, dipandang sebagai efek gabungan dari pertumbuhan plus
mata pelajaran yang dipelajari.
Miller dan DiCara : Pembelajaran Fungsi-fungsi
Otonomi
Miller memperagakan dengan eksperimental bahwa
respons-respons itu tunduk pada pembelajaran instrumental. Bagian mahapenting
dari metode Miller ialah memberikan imbalan untuk respons visceral jika respons
semacam itu muncul. Misalnya, dalam kajian yang data-datanya disajikan dalam
bab 15.
Bandura dan Menlove : Kajian tentang Permodelan dan
Penghapusan
Kami memilih suatu kajian itu bukan hanya karena
prauji dan purnaujinya, melainkan juga karena kajian ini merupakan salah satu
dari serangkaian penelitian bagus yang sejalan dengan garis-garis teoritis dan
praktis yang serupa mengenai permodelan dan proses belajar sosial. Para
peneliti pada awalnya mengukur perilaku menghindari hewan dari 48 anak pra-TK
(prauji). Kemudian para peneliti tadi memasukan anak-anak itu secara acak ke
dalam tiga kelompok eksperimental : model-tunggal, model-majemuk,dan kontrol. S
dalam kondisi model-tunggal menyaksikan film dimana seorang anak berusia lima
tahun secara berani mendekati seekor anjingspaniel. S dalam kondisi
model-banyak menyaksikan anak-anak lelaki dan perempuan berinteraksi secara
positif dengan sejumlah anjing yang berlainan. Anak-anak dalam kelompok kontrol
monoton film-film lain yangtidak ada kaitannya dengan itu. Perilaku
penghindaran diuji lagi dalam satu tindak lanjut yang diadakan sesudahnya.
Analisis yang digunakan dalam kajian ini
bukanlah analisis yang biasanya karena ketidaknormalan disribusi skor, maka
digunakanlah tes nonparametrik. Pertama, untuk menguji efek gelegat
ataukecenderungan (trend), yakni perbedaan antara skor prauji, purnauji, dan
tindak lanjut, digunakan analisis nonparametrik Friedman. Kedua, peneliti ini
dengan cerdas menggunakan prosedur permodelaan-banyak untuk S kelompok kontrol
pada akhir eksperimen yang bersangkutan. Nilai untuk tiga pendekatan dalam S
ini adalah : prauji, purnauji, dan tindak lanjut.
DESAIN
KELOMPOK BERKORELASI UNTUK BANYAKKELOMPOK
Varian Unit
Varian-varian
yang ditimbulkan oleh perbedaan antar-kelas, antar-sekolah, antar-sistem
sekolah, dan antar unit-unit “alamiah”lainnya, belum dikontrol dengan baikatau
belum banyak digunakan dalam analisis data.
KELOMPOK
BERKORELASI FAKTORIAL
Model-model
faktorial dapat digabungkan dengan gagasan tentang unit. Dari penggabungan
semacam itu dapat dihasilkan sesuatu desain yang tinggi nilainya : desain
faktorial kelompok-terkorelasi. Kelemahan dan kekuatan desain faktorial untuk
kelompok berkorelasi serupa dengan yang terdapat dalam desain-desain faktorial
yang lebih kompleks. Kekuatan utamanya adalah kemampuan untuk mengisolasikan
dan mengukur uraian-uraian serta menguji interaksi.
Suedfield dan Rank : Pemimpin Revolusioner dan
Kompleksitas Konseptual
Para pemimpin revolusi yang berhasil komunikasi
dengan masyarakat dengan cara sederhana dari segi konseptual sebelum, sebelum
dan sesudah revolusi. Para pemimpin revolusi yang tidak berhasil tidak
menunjukan perbedaan-perbedaan kompleksitas konseptual sebelum dan sesudah
revolusi. Masalah ukuran berulang ini merupakan garapan desain faktorial dan
analisis. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Berhasil 1,67 3,65 2,66
1,96 3,05
*Ukuran-ukuran dalam
tabel adalah harga tengah ukuran kompleksitas konseptual. F interaksi = 12,37 (p
< 0,005)
Dapat dilihat bahwa para pemimpin yang berhasil
secara konseptual menjadi makin kompleks dari 1,67 menjadi 3,65. Tetapi
pemimpin yang tidak berhasil tidak menunjukan perubahan -2,37 dan 2,22.
ANALISIS
KOVARIAN
Penciptaan
analisis oleh Ronald Fisher merupakan peristiwa penting dalam metodologi
penelitian behavioral. Ini merupakan penggunaan kreativitas atas kaidah-kaidah
varian yang lazim dalam eksperimental dan teori korelasi 2 regresi untuk
membantu memecahkan masalah kontrol yang telah lama menantang.
Analisis
Kovarian adalah suatu bentuk analisis varian yang menguji signifikasi perbedaan
antara harga tengah-tengah kelompok dalam eksperimen dan korelasi antara
ukuran-ukuran awal dengan ukuran-ukuran variabel terikat.
Ukuran
yang digunakan sebagai suatu variabel kontrol yakni variabel prauji atau
variabel relevan disebut sebagai Kovariat.
Clark dan Walberg : Penguat Besar-besaran dan
Prestasi Membaca
Clark
dan Walberg berpendapat bahwa subjek-subjek yang mereka hadapi yaitu para siswa
dengan prestasi terburuk disekolah dan terancam putus sekolah membutuhkan
penguat yang berupa dorongan imbalan, dsb, yang lebih banyak daripada subjek
dengan prestasi baik. Maka kedua peneliti itu menggunakan penguat besar-besaran
untuk subjek dalam kelompok eksperimen dan penguat sedang untuk subjek-subjek
dalam kelompok kontrol.
RANCANGAN
PENELITIAN DAN ANALISIS : CATATAN PENUTUP
Rancangan penelitian adalah berbagai jalur yang
berbeda-beda untuk menuju ke sasaran yang sama yaitu pernyataan yang valid
(sahih) dan andal mengenai relasi antara variabel-variabel.
Ada 4 sasaran yang mendominasi penyusunan dan
penyiapan bagian enam ini :
1.
Memperkenalkan
pembaca dengan ancangan-ancangan penelitian yang pokok.
2.
Menumbuhkan
kesadaran tentang keseimbangan struktur dalam rancangan penelitian yang baik.
3.
Membantu
pembaca memahami logika telaah ilmiah dan logika berbagai desain penelitian.
4.
Membantu
pembaca memahami kaitan antara penelitian dengan statistika.
0 komentar:
Posting Komentar