Pages

Selasa, 10 Juli 2012

Desain Eksperimental

DESAIN YANG MEMADAI DAN KRITERIA DESAIN
Pokok pembahasan dari bab ini adalah desain penelitian yang tidak memadai. Desain semacam ini sering kita jumpai sehingga harus kita bahas. Yang lebih penting, pembaca harus mampu mengenali dan memahami alasan-alasan yang menjadikan desain-desain itu tidak memadai. Dengan demikian, maka kajian mengenai desain yang tidak memadai ini akan membawa kita mempelajari kriteria desain penelitian. Kita akan membicarakan juga sistem lambang yang digunakan dan membahas perbedaan penting antara penelitian eksperimental dan noneksperimental.

PENDEKATAN EKSPERIMENTAL DAN PENDEKATAN NONEKSPERIMENTAL
Pengertian eksperimen adalah penelitian atau penyelidikan ilmiah dimana peneliti memanipulasikan dan mengendalikan satu variabel bebas atau lebih, dan melakukan observasi terhadap variabel bebas atau variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas tersebut. Sedangkan pengertian desain eksperimental adalah desain dimana peneliti memanipulasikan sedikitnya satu variabel bebas. Hurlock memanipulasi insentif yang menghasilkan daya ingat yang berbeda-beda besarnya. Walsters, Clearly, dan Clifford memanipulasi jenis kelamin, ras, dan tingkat kemampuan untuk mempelajari akibat-akibatnya terhadap penerimaan di perguruan tinggi : formulir pendaftaran yang dikirimkan ke perguruan tinggi berbeda-beda dalam hal deskripsi tentang si calon mahasiswa sehubungan dengan jenis kelamin, warna kulit, dan tingkat kemampuan.
Dalam penelitian noneksperimental, kita tidak dapat memanipulasikan variabel atau memasukkan subyek-subyek maupun perlakuan secara acak karena sifat-sifat tertentu dari variabel yang digunakan tidak memungkinkan manipulasi. Di bagian awal telah dikatakan bahwa tujuan utama ilmu adalah menemukan atau menyingkapkan relasi fenomena satu dengan fenomena lain. Alasan utama diutamakannya eksperimen yang terkontrol adalah supaya peneliti dapat memperoleh kepastianyang lebih besar bahwa relasi yang dikajinya memang sungguh-sungguh relasi yang dipikirikan olehnya. Alasannya tidak sulit dipahami : kajian tentang relasi itu dilakukan dalam kondisi-kondisi yang dikontrol dengan cara paling cermat sejauh yang diketahui. Dengan demikian, manfaat besar yang hanya terdapat dalam eksperimental adalah kontrol.

SIMBOLISME DAN DEFINISI
            Sebelum membicarakan desain yang tidak memadai, perlu dikemukakan penjelasan mengenai perlambangan yang digunakan dalam bab ini dan bab setelahnya. Xberarti variabel bebas dimanipulasi dalam rangka eksperimen. X1, X2, X3, dan lain-lain berarti variabel 1,2,3, dan seterusnya, kendati biasanya kita hanya menggunakan X saja, bahkan ketika X itu dapat berarti lebih dari satu variabel bebas. Lambang Xmenyatakan bahwa variabel bebas itu tidak dimanipulasikan – ia tidak berada dalam kontrol atau pengendalian langsung peneliti tetapi diukur atau diangankan. Variabel terikat adalah Y :Ybadalah variabel terikat sebelum manipulasi. X dan Ya  adalah variabel terikat setelah dimanipulasi. Dalam lambang –X berarti variabel eksperimental yaitu variabel bebas X tidak dimanipulasikan.
DESAIN YANG SALAH
            Dalam penelitian behaviorial, ada 4 desain tidak memadai yang semula sering digunakan dan masih ada yang sekarng menggunakannya. Tidak memadainya desain-desain itu menyebabkan melemahnya kontrol terhadap variabel bebas. Kita akan menandai desain-desain itu dengan nomor, memberinya nama, membuat sket strukturnya, kemudian membahasnya.
Desain 18.1 Satu-Kelompok
(a)    X                     Y                     ( Eksperimental)
(b)   X                     Y                     (Noneksperimental)
Keterangan : Desain tersebut tidak bernilai sama sekali karena tidak ada kontrol terhadap kemungkinan pengaruh faktor lain terhadap hasil.
Desain 18.2 Satu Kelompok ( sebelum-setelah )
(a)    Yb                    X                     Ya                    (Eksperimental)
(b)   Yb                    Ẍ                     Ya                    (Noneksperimental)
Keterangan: Desain ini adalah desain 18.1 yang diperbaiki sedikit. Cirinya yaitu bahwa suatu kelompok dibandingkan dengan dirinya sendiri. Semua variabel bebas yang mungkin berasosiasi dengan karakteristik subyek-subyek itu terkontrol.

Pengukuran, Sejarah, Pematangan
            Faktor pertama adalah akibat yang mungkin timbul dari prosedur pengukuran : pengukuran terhadap subyek. Menurut Campbell,ukuran-ukuran itu disebut ukuran reaktif karena pengukuran itu sendiri menyebabkan subyek-subyek bereaksi.
            Dua sumber varian ekstra lainnya yang penting adalah sejarah dan pematangan atau maturasi.Variabel-variabel ini bersifat spesifik terhadap situasi eksperimental tertentu. Sebaliknya, pematangan atau maturasi bersifat umum, tidak spesifik terhadap situasi tertentu. Kejadian-kejadian itu mencerminkan perubahan atau pertumbuhan organisme yang sedang dikaji.

Efek Regresi
            Fenomena statistik yang telah menyesatkan para peneliti adalah efek regresi. Skor tes berubah sebagai fakta statistik tentang kehidupan. Ketika diadakan pengujian-ulang, skor-skor itu rata-rata beregresi menuju ke harga tengah.


KRITERIA DESAIN PENELITIAN
            Kriteria dan kaidah-kaidah itu akan dikaitkan dengan gagasan Campbell mengenai validitas interbal dan eksternal yang dalam pengertian tertentu merupakan pengungkapan kriteria itu dengan cara lain.
Menjawab Pertanyaan Penelitian?
Kriteria utama suatu desain penelitian dapat diungkap dalam bentuk pertanyaan : Apakah desain ini menjawab pertanyaan penelitian? Atau: Apakah desain ini merupakan ujian yang memadai terhadap hipotesis penelitian?. Kelemahan desain yang paling serius yang sering dibuat pemula yaitu bahwa desain itu tidak dapat menjawab masalah atau pertanyaan penelitian.
Kontrol Terhadap Variabel Bebas Ekstra
Kriteria kedua adalah kontrol atau kendali. Artinya, kontrol terhadap variabel bebas : variabel bebas yang dilibatkan dalm penelitian maupun terikat ekstra. Sudah jelas bahwa variabel bebas ekstra adalah variabel yang mungkin dapat memengaruhi variabel bebas, namun bukan merupakan kajian penerimaan di perguruan tinggi yang dicontohkan pada awal bab tadi.
Kemungkinan Generalisasi
Kriteria ketiga ini tidak bergantung pada kriteria lain sebab kemungkinan generalisasi ini adalah kriteria dari ragam yang berbeda.
Validitas Internal dan Eksternal
Ketiga kriteria diatas sebenarnya adalah aspek-aspek validitas internal. Sedangkan validitas eksternal yaitu suatu kriteria yang sulit dipenuhi, berarti kerepresentatifan atau kemungkinan generalisasi.












2.2       DESAIN PENELITIAN UMUM
Desain atau rancang-bangun merupakan disiplin data. Maksuddan tujuan yang tersiratdalam segala desain penelitian adalah memasukkan batasan-batasan yang terkontrol,yaitu mengenai observasi terhadap fenomena alami.

ASAS-ASAS KONSEPTUAL DESAIN PENELITIAN
Suatu relasi adalah sehimpunan pasangan berurut. Hasil kali Kartesian atau Kartesius adalah semua himpunan berurut yang mungkin didapat dari dua himpunan. Contoh :
A1

A2
B1

B2
 


                                                                




Suatu desain adalah sesuatu subset dari hasil Kartesian variabel bebas dan variabel terikat.

DESAIN EKSPERIMENTAL DAN ANALISIS VARIAN
Latar belakang pemikiran tentang desain penelitian adalah gagasan-gagasan serta kondisi-kondisi eksperimental. Semua terkait dengan paradigma analisis varian. Keacakan dalam memasukkan kasus-kasus akan memenuhi suatu asumsi karena hal itu diduga membagikan sumber varian secara merata. Akan tetapi, pemasukna secara acak tadi hanya dapat dilakukan dalam eksperimen.Dalam penelitian noneksperimental, variabel-variabel bebasnya adalah subyek yang ciri-cirinya kurang lebih bersifat tetap.
DESAIN
Desain adalah suatu rencana atau kerangka untuk mengonseptualisasikan struktur relasi variabel-variabel suatu kajian penelitian. Contoh :
Desain 19.1 Kelompok Eksperimen Dirandomisasikan – Kelompok Kontrol : Subyek-subyek
R
                 X                            Y         (Eksperimental)
 -X                               Y         (Kontrol)



Desain ini memiliki keuntungan seperti : a. Membuahkan sitem kontrol teoritis “built in”terbaik
                                                            b.Mempunyai sifat fleksibel
                                                            c. Dapat mengkaji beberapa hipotesis sekaligus
                                                            d.Desain ini elegan
PRO DAN KONTRA PERPASANGAN
Perpasangan tidaklah terbatas pengertiannya pada penjodohan subyek dengan subyek. Anggota subset tertentu lebih serupa dalam hal suatu variabel yang berkait dengan variabel terikatnya daripada keserupaannya dengan anggota-anggota subset lain, maka kita ketahui terdapat varianantarsubset. Kadang muncul masalah,apabila subyek-subyek yang sama digunakan lebih dari satu percobaan karena seorang subyek dengan sendirinya lebih mirip dengan dirinya sendiri daripada orang lain.
VARIAN DESAIN DASAR
Setiap kali mempertimbangkan desain penelitian, kita harus memikirkan kemungkinan menambahkan kelompok eksperimen sebagai replikasi atau variasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variasi –variasi penting dari desain dasar adalah desainwaktu.
Desain Kompromi
Eksperimen sejati menuntut dilaksanakannya manipulasi terhadap sedikitnya satu variabel bebas, penempatan subyek secara acak ke dalam kelompok-kelompok, dan pemberian perlakuan secara acak pula pada kelompok-kelompok. Jika syarat-syarat diatas tidak dipenuhi,maka akan muncul yang disebut desainkompromi.
Desain Waktu
Suatu masalah yang lazim muncul dalam penelitian dengan menggunakan waktu sebagai variabel. Kajian seperti ini merupakan kajian jangka panjang (longitudinal) mengenai subyek (anak-anak) pada titik waktu tertentu dalam kurun tertentu. Contoh :
Desain 19.8 Desain Waktu Longitudinal
                 Y1               Y2                    X                     Y3                    Y4








2.3          PENERAPAN DESAIN PENELITIAN :KELOMPOK ACAK
Pokok utama bab ini dan bab sesudahnya adalah memperkaya dan mengilustrasikan pembahasan mengenai desain serta statistik, dengan contoh-contoh penelitian aktual dan mengemukakan kemungkinan-kemungkinan dasar untuk menyusun desain dengan cara tertentu.Tujuannya adalah melengkapi serta memperkaya pembicaraan tentang desain dan statistik yang sifatnya lebih abstrak.
DESAIN SUBYEK ACAK SEDERHANA
Desain 19.1     :
R
                        X                                 Y        
                       -X                                 Y        
Contoh Penelitian :
Bentuk paling sederhana dari desain diatas adalah suatu paradigma analisis varian satu arah dimana kkelompok diberi perlakuan eksperimental dan k harga tengah dibandingkan dengan analisis varian atau tes-tes signifikasi tersendiri.
Peeck : Pengetahuan yang Telah Dimiliki dan Ingatan
Telah banyak upaya teorisasi dan penelitian mengenai ingatan ( memory ), “struktur”nya dan cara orang mengingat apa yang telah diketahui atau dikenalnya.Dalam suatu kajian semacam itu, Peeck menguji gagasan bahwa proses belajar terbantu, jika pihak yang belajar memiliki dan menggunakan kontek-konteks penuh arti yang memadukan bahan yang akan dipelajarinya. Ini berarti bahwa jika kepada pembelajar diberikan latar belakang tertentu atau konteks tertentu yang relevan dengan suatu tugasmempelajari sesuatu sebelum proses belajar itu sendiri, maka pembelajar itu akan mengenal ( mengingat ) lebih banyak daripada jika tidak diberikan latar belakang tersebut.
Wickens : Kajian Generalisasi tentang Stimulus dan Respon
Ini adalah kajian yang piawai dan penting mengenai generalisasi stimulus dan respons. Secara kasar, generalisasi stimulus dan respon dapat dinyatakan sebagai persebaran keefektifan stimulus untuk memancing respons yang sama atau mirip dengan stimulus yang berkaitan. Kajian ini patut dipelajari secara seksama, bukan hanya karena ia menggunakan kondisioning secara kreatif dan menggunakan analisis varian secara cerdik melainkan juga karena mempunyai implikasi-implikasinya bagi pengajaran.
DESAIN FAKTORIAL
Desain umum yang dasar adalah Desain 19.1, kendati variasi pola dasar kelompok eksperimental-kelompok kontrol kini diubah drastis. Perubahan drastis itu adalah dengan adanya penambahan faktor-faktor eksperimental lain atau variabel-variabel bebas lain. Berpedoman pada definisi yang telah dikemukakan didepan tentang analisis varian faktorial, maka desain faktorial diartikan sebagai struktur penelitian dimana dua variabel bebas atau lebih sering dhadapkan untuk mengkaji akibat-akibatnya yang mandiri dan yang interaktif terhadap suatu variabel terikat.
Flowers : Pikiran Kelompok
Dalam sebuah artikel yang sangat provokatif, berjudul “Group-think”, Janis membahas tentang akibat-akibat merugikan yang mungkin muncul dari dorongan ke arah apa yang sering disebut  “konsensus” dalam kelompok rekat (cohesivegroup). Janis mengemukakan bahwa upaya mencari konsensus menjadi dominan dalam kelompok-kami (ingroup) yang rekat sehingga mengalahkan penilaian realistis tentang tindakan-tindakan alternatif.
Sigall dan Ostrove : Daya Tarik dan Kejahatan
Sering dinyatakan bahwa wanita yang menarik mendapatkan reaksi dan perlakuan yang berbeda dengan yang diterima oleh pria dan wanita yang kurang menarik. Dalam beberapa kasus, reaksi itu “menguntungkan” : wanita menarik lebih cenderung menerima perhatian dan budi baik dari orang-orang disekelilingnya daripada wanita yang tidak menarik.
Hoyt : Pengetahuan Guru dan Prestasi Siswa
Ada pertanyaan : “Apakah akibat yang diterima oleh prestasi dan sikap siswa, jika guru dibekali pengetahuan tentang ciri-ciri siswa yang diajarinya?
Kajian Hoyt ini mengeskplorasi berbagai aspek dari pertanyaan dasar itu dan menggunakan desain faktorial  untuk meningkatkan validitas internal dan eksternal penelitian ini. Desain pertama digunakan tiga kali untuk tiga subyek skolah masing-masing. Desain kedua dan ketiga digunakan dua kali, dikedua sistem sekolah masing-masing.
















2.4            PENERAPAN DESAIN PENELITIAN :KELOMPOK BERKORELASI
Terdapat satu gagasan besar, yaitu terdapat varian sistematis dalam ukuran variabel terikat yang disebabkan oleh korelasi antarkelompok dalam suatu variabel tertentu yang berelasi dengan variabel terikat itu.
Ada 3 cara korelasi dan variasi dapat dirangkum sehingga memengaruhi dan tercermin dalam ukuran & desain :
1.      Gunakanlah unit-unit yang sama, misalnya : subyek dalam kelompok-kelompok eksperimental itu masing-masing.
2.      Jodohkanlah unit-unit atas dasar kepadanan satu variabel bebas atau lebih yang berelasi dengan variabel terikat.
3.      Pergunakanlah lebih daru satu kelompok unit, misalnya : kelas atau sekolah dalam desain Anda.
PARADIGMA UMUM
Ada 2 sumber varian atau variasi sistematik yang timbul dari kolom (perlakuan) dan yang berpangkal pada deret (perbedaan individual/antarunit). Paradigma umum ini tersaji pada gambar dibawah ini :
Perlakuan
Unit
X1
X2
X3
.
.
.
Xk
1
Y11
Y12
Y13
.
.
.
Y1bk
M1
2
Y21
Y22
Y23
.
.
.
Y2bk
M2
3
Y31
Y32
Y33
.
.
.
Y3bk
M3
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
Yn1
Yn2
Yn3
.
.
.
Ynk
Mn
Mx1
Mx2
Mx3
.
.
.
Mxk
(Mt)
Gambar 21.1

Tujuan desain ini adalah memaksimalkan varian antarperlakuan, mengidentifikasikan varian antar unit, & meminimalkan varian galat (atau residual).
Unit
            Kata “unit” sengaja dipilih untuk menekankan bahwa unit dapat berupa orang atau subjek, kelas, sekolah, distrik, kota, dan bangsa. Dengan kata lain, unit adalah sebuah rubrik umum yang dapat mengacu pada bermacam-macam utuhan (entiting). Pertimbangan yang penting adalah, apakah unit-unit itu berbeda antara yang satu dengan yang lain. Jika ya, maka munculah varian antarunit. Dalam pengertian ini, dibicarakan kelompok-kelompok atau subjek-subjek berkorelasi sama dengan membicarakan varian antarkelompok atau antarsubjek. Gagasan tentang perbedaan individual diperluas menjadi perbedaan unit.

Desain Percobaan Berulang Dengan Satu-Kelompok
            Dalam desain ini, kelompok diberi berbagai perlakuan pada saat yang berlainan. Dalam eksperimen proses belajar, satu kelompok yang terdiri atas subjek-subjek yang sama dapat dibeli berbagai tugas dengan tingkat kompleksitas yang bermacam-macam atau manipulasi eksperimental nya adalah penyajian kaidah-kaidah proses belajar dalam tatanan yang berbeda, misalnya mulai dari sederhana ke kompleks dari kompleks ke sederhana dari keseluruhan ke bagian atau sebaliknya.
            Salah satu kesulitan dalam penggunaan cara pemecahan soal kontrol berupa pemekaan karena prauji yang mungkin dapat menyebabkan suatu interaksi antara prauji dengan variabel yang dimanipulasi untuk keperluan eksperimen. Kesulitan lain adalah bahwa subjek mengalami pematangan dan melakukan proses belajar dari waktu ke waktu.
Desain Kelompok Eksperimen-Kelompok Kontrol untuk Dua Kelompok.
            Dalam desain ini, subjek-subjek mula-mula saling diperjodohkan kemudian ditempatkan dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara acak. Dalam bentuknya yang lain, subjek-subjek saling diperjodohkan namun tidak diletakkan dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara acak.
Contoh-contoh Penelitian dengan Desain Kelompok Berkorelasi
            Yang terbanyak dari desain-desain macam ini yang menggunakan subjek-subjek jodohan atau subjek-subjek sama yang dikenal prauji dan purnauji. Akan tetapi desain kelompok berkorelasi tidaklah terbatas untuk dua kelompok saja : subjek-subjek yang sama dapat diberi lebih dari dua perlakuan eksperimental. Kajian-kajian yang didapat berikut ini dipilih bukan hanya karena mengilustrasikan desain kelompok-berkorelasi, perjodohan, dan masalah-masalah kontrol, melainkan juga karena ini penting dari segi historis, psikologis, maupun pendidikan.

Kajian Thorndike tentang Alih-Pelatihan
Pada tahun 1924, Thorndike menerbitkan suatu kajian tentang efek-efek yang diduga ditimbulkan oleh mata pelajaran tertentu disekolah terhadap intelegensi. Siswa-siswa diperjodohkan berdasarkan skor yang mereka peroleh untuk format Adalam pengukuran variabel terikat, yaitu kecerdasan. Tes ini juga berlaku sebagai prauji.Variabel bebasnya adalah Satu Tahun Pelajaran untuk Mata Pelajaran Tertentu, seperti sejarah, matematika, dan bahasa latin. Suatu purnauji, yakni format B dalam tes intelegensi, diberikan pada akhir tahun. Thorndike menggunakan suatu sarana yang sangat cerdik untuk memisahkan efek diferensial dari setiap mata pelajaran dengan memperjodohkan pada format A tes intelegensi, para siswa yang mempelajari-misalnya-bahasa inggris, sejarah, geometri, dan bahasa latin. Hasil-hasil yang diperoleh dalam skor intelegensi akhir, dipandang sebagai efek gabungan dari pertumbuhan plus mata pelajaran yang dipelajari.




Miller dan DiCara : Pembelajaran Fungsi-fungsi Otonomi
Miller memperagakan dengan eksperimental bahwa respons-respons itu tunduk pada pembelajaran instrumental. Bagian mahapenting dari metode Miller ialah memberikan imbalan untuk respons visceral jika respons semacam itu muncul. Misalnya, dalam kajian yang data-datanya disajikan dalam bab 15.
Bandura dan Menlove : Kajian tentang Permodelan dan Penghapusan
Kami memilih suatu kajian itu bukan hanya karena prauji dan purnaujinya, melainkan juga karena kajian ini merupakan salah satu dari serangkaian penelitian bagus yang sejalan dengan garis-garis teoritis dan praktis yang serupa mengenai permodelan dan proses belajar sosial. Para peneliti pada awalnya mengukur perilaku menghindari hewan dari 48 anak pra-TK (prauji). Kemudian para peneliti tadi memasukan anak-anak itu secara acak ke dalam tiga kelompok eksperimental : model-tunggal, model-majemuk,dan kontrol. S dalam kondisi model-tunggal menyaksikan film dimana seorang anak berusia lima tahun secara berani mendekati seekor anjingspaniel. S dalam kondisi model-banyak menyaksikan anak-anak lelaki dan perempuan berinteraksi secara positif dengan sejumlah anjing yang berlainan. Anak-anak dalam kelompok kontrol monoton film-film lain yangtidak ada kaitannya dengan itu. Perilaku penghindaran diuji lagi dalam satu tindak lanjut yang diadakan sesudahnya. Analisis yang digunakan dalam kajian  ini bukanlah analisis yang biasanya karena ketidaknormalan disribusi skor, maka digunakanlah tes nonparametrik. Pertama, untuk menguji efek gelegat ataukecenderungan (trend), yakni perbedaan antara skor prauji, purnauji, dan tindak lanjut, digunakan analisis nonparametrik Friedman. Kedua, peneliti ini dengan cerdas menggunakan prosedur permodelaan-banyak untuk S kelompok kontrol pada akhir eksperimen yang bersangkutan. Nilai untuk tiga pendekatan dalam S ini adalah : prauji, purnauji, dan tindak lanjut.
DESAIN KELOMPOK BERKORELASI UNTUK BANYAKKELOMPOK
Varian Unit
            Varian-varian yang ditimbulkan oleh perbedaan antar-kelas, antar-sekolah, antar-sistem sekolah, dan antar unit-unit “alamiah”lainnya, belum dikontrol dengan baikatau belum banyak digunakan dalam analisis data.
KELOMPOK BERKORELASI FAKTORIAL
            Model-model faktorial dapat digabungkan dengan gagasan tentang unit. Dari penggabungan semacam itu dapat dihasilkan sesuatu desain yang tinggi nilainya : desain faktorial kelompok-terkorelasi. Kelemahan dan kekuatan desain faktorial untuk kelompok berkorelasi serupa dengan yang terdapat dalam desain-desain faktorial yang lebih kompleks. Kekuatan utamanya adalah kemampuan untuk mengisolasikan dan mengukur uraian-uraian serta menguji interaksi.

Suedfield dan Rank : Pemimpin Revolusioner dan Kompleksitas Konseptual
Para pemimpin revolusi yang berhasil komunikasi dengan masyarakat dengan cara sederhana dari segi konseptual sebelum, sebelum dan sesudah revolusi. Para pemimpin revolusi yang tidak berhasil tidak menunjukan perbedaan-perbedaan kompleksitas konseptual sebelum dan sesudah revolusi. Masalah ukuran berulang ini merupakan garapan desain faktorial dan analisis. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 21.3 Desain Faktorial dengan Pengukuran Berulang : Kajian Suedfield dan Rank tentang Pemimpin Revolusioner*
                                    Sebelum Berkuasa       Setelah Berkuasa        
Berhasil                                  1,67                             3,65                              2,66
Gagal                                      2,37                             2,22                              2,30
                                               1,96                                3,05
*Ukuran-ukuran dalam tabel adalah harga tengah ukuran kompleksitas konseptual. F interaksi = 12,37 (p < 0,005)
Dapat dilihat bahwa para pemimpin yang berhasil secara konseptual menjadi makin kompleks dari 1,67 menjadi 3,65. Tetapi pemimpin yang tidak berhasil tidak menunjukan perubahan -2,37 dan 2,22.

ANALISIS KOVARIAN
            Penciptaan analisis oleh Ronald Fisher merupakan peristiwa penting dalam metodologi penelitian behavioral. Ini merupakan penggunaan kreativitas atas kaidah-kaidah varian yang lazim dalam eksperimental dan teori korelasi 2 regresi untuk membantu memecahkan masalah kontrol yang telah lama menantang.
            Analisis Kovarian adalah suatu bentuk analisis varian yang menguji signifikasi perbedaan antara harga tengah-tengah kelompok dalam eksperimen dan korelasi antara ukuran-ukuran awal dengan ukuran-ukuran variabel terikat.
            Ukuran yang digunakan sebagai suatu variabel kontrol yakni variabel prauji atau variabel relevan disebut sebagai Kovariat.

Clark dan Walberg : Penguat Besar-besaran dan Prestasi Membaca
            Clark dan Walberg berpendapat bahwa subjek-subjek yang mereka hadapi yaitu para siswa dengan prestasi terburuk disekolah dan terancam putus sekolah membutuhkan penguat yang berupa dorongan imbalan, dsb, yang lebih banyak daripada subjek dengan prestasi baik. Maka kedua peneliti itu menggunakan penguat besar-besaran untuk subjek dalam kelompok eksperimen dan penguat sedang untuk subjek-subjek dalam kelompok kontrol.


RANCANGAN PENELITIAN DAN ANALISIS : CATATAN PENUTUP
Rancangan penelitian adalah berbagai jalur yang berbeda-beda untuk menuju ke sasaran yang sama yaitu pernyataan yang valid (sahih) dan andal mengenai relasi antara variabel-variabel.
Ada 4 sasaran yang mendominasi penyusunan dan penyiapan bagian enam ini :
1.      Memperkenalkan pembaca dengan ancangan-ancangan penelitian yang pokok.
2.      Menumbuhkan kesadaran tentang keseimbangan struktur dalam rancangan penelitian yang baik.
3.      Membantu pembaca memahami logika telaah ilmiah dan logika berbagai desain penelitian.

4.      Membantu pembaca memahami kaitan antara penelitian dengan statistika.

0 komentar:

Posting Komentar