Didalam otak kita terdapat sistem saraf yang
bekerja dan aktif setiap kali kita melakukan aktifitas tertentu. Sistem saraf
di otak bekerja melalui proses pengiriman sinyal-sinyal listrik kimiawi yang
saling terhubung antar neuron, Proses ini dinamakan dengan synaps. Sinyal-sinyal
listrik kimiawi ini lebih dikenal sebagai neurotransmitter yang berupa molekul
yang dilepaskan oleh ujung akson neuron yang selanjutnya akan menyebrangi celah
sinaptik untuk berikatan pada molekul resptor penerima yang ada di membran
neuron penerima. Proses ini terjadi dengan begitu cepatnya variasinya mulai 2 –
200 mil per jam.
Aksi synaps yang terjadi antara neurotranmitter
yang dilepaskan dengan molekul reseptor dianalogikan seperti anak kunci dengan
kuncinya, sehingga sebuah neuransmitter yang diterima oleh sebuah reseptor akan
mengubah sifat listrik sel neuron tersebut, bisa berakibat inhibisi atau
ekshibisi.
Sehingga untuk menjalankan fungsinya sebuah
neurotransmitter membutuhkan reseptor, proses ini terjadi setiap kali kita
melakukan aktifitas misalnya ketika kita melakukan pekerjaan yang kita senangi,
salah satu neurotrasmitter yang terkenal untuk rasa senang adalah dopamin,
neuron akan memproduksi dopamin yang nantinya akan disembrangkan agar sampai ke
reseptor yang membuat meningkatnya aktifitas sel dan proses ini terjadi secara
berkelanjutan. Hal inilah yang membuat kita lebih bersemangat melakukan
aktifitas ketika dalam keadaan senang.
Namun seiring dengan perkembangan zaman dan
kemajuan di bidang obat-obatan, ditemukan beberapa obat-obatan yang dapat
beriteraksi dengan molekul reseptor dengan cara yang mirip dengan
neurotransmitter. Molekul obat tersebut mirip dengan molekul neurotransmitter,
sehinggga obat-obatan ini seolah menjadi anak kunci untuk reseptor. Diantara jenis
obat-obatan tersebut antara lain: trankuiliser (obat penenang) sampai obat
jalanan seperti heroin dan crack.
Contoh yang baik dari molekul “anak kunci
palsu” itu adalah opiat, obat yang termasuk kedalam kelompok heroin dan
morphine. Zat opiat ini mirip dengan kelompok neurotransmitter di otak yang
dinamakan endorfin, yang memiliki efek menghambat nyeri.
0 komentar:
Posting Komentar