Pages

Rabu, 19 Desember 2012

Puasa Sebagai terapi

Terapi berikutnya adalah Puasa atau Sawm, Puasa dimaknai sebagai upaya membersihkan jiwa dan membawa diri untuk perdamaian, pada saat yang sama, itu adalah pengingat untuk membantu orang lain yang memiliki kekurangan dan untuk peduli pada orang miskin (Athar, 1993, hal. 119). Puasa meningkatkan pengendalian diri dan pengorbanan dan pada saat yang sama mengurangi keserakahan, kemalasan, dan kesalahan lainnya (Sarwar, 1980, hlm 76-77). Puasa dianggap untuk membersihkan tubuh dan pikiran.

Ada 2 kategori puasa :

Ø Puasa secara fisik, diantaranya menahan diri dari makan, minum, seks, dan segala yang di haramkan. Secara fisik, puasa membantu dalam pengentasan peptik dan gangguan metabolisme dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan mental (Athar, 1993, hal. 118).

Ø Puasa secara psikis, yaitu dengan menahan hawa nafsu dri segala perbuatan maksiat, Dan dari Maksud puasa disini adalah menahan dari segala yang merusak kefitrahan manusia.

Memakan makanan haram akan mempengaruhi terhadap perilaku seseorang, sebab makan tersebut membentuk sel-sel yang ada di dalam tubuh manusia, sehingga tubuh manusia akan muncul keengganan dan kemalasan untuk beribadah. Dengan berpuasa secara psikis dan fisik akan mendorong seseorang untuk membersihkan hatinya seperti kutipan arti hadist nabi “ cara bersusah ; tundukkan hawa nafsu kalian dengan lapar dan jadikan ia haus”.

Dalam suatu hadist nabi juga mengungkapkan “shaumu tashihhu” berpuasalah kamu agar kamu sehat, kesehatan tersebut bisa di maknakan dengan sehat jasmani dan sehat secara psikis. puasa memiliki sisi spritual – transidental dengan disertainya dengan niat, dan dari segi pengerjaaannnya. Puasa juga mampu menumbuhkan emsoi positif seperti menyadari kemahakuassan Allah, menumbuhkan solidaritas kepduliaan terhadap orang lain, dan menghidupkan nilai-nilai positif dalam proses aktualisasi diri.

Al ghazali mengemukan bahwa hikmah lapar :

1. Menjernihkan dan memperajam pandangan, sehingga ia memilki kecerdasan intelektual yang tinggi.

2. Melembutkan kalbu, sehingga mampu, merasakan kenikmatan batin, seperti ketika melakukan zikir

3. Menjauhkan perilaku yang hina dan sombong, yang perilaku sering mengakibatkan kelupaan

4. Mengigngatkan jiwa manusia akaan cobaan dan azab allah, sehingga ia hai-hait dalam memilih makanan

5. Memperlemah syahwat dan tertahannya nafsu amarah buurk. Jimka seseorang karena banyak makan, terutama makanan haram , maka mudah terjangkit penyakit maksiat dan perbuatan dosa.

6. dll

Penelitian telah menegaskan bahwa “Dr. Kanman” dari Universitas ‎‎”Princeton” Amerika bahwa kurangnya pilihan untuk mengendalikan ‎nafsu telah menyebabkan – yang menurut studi tersebut – meningkatnya rasa depresi, namun munculnya tingkat ‎depresi berbanding terbalik dengan banyaknya dan besarnya ‎pilihan mengendalikan nafsu, dan menunjukkan bahwa orang-orang tidak mempelajari ‎cara untuk mengendalikan keinginan mereka. Maka dengan itu konsep puasa hadir sebagai studi untuk menekankan kebutuhan orang ‎untuk berlatih, walaupun penerapan metode spesifik ini hanya ‎sebatas seminggu untuk menekan keinginan syahwat, naluri, emosi ‎dan perilaku. atau perlu belajar untuk mengendalikan nafsunya ‎dengan puasa untuk jangka waktu yang cukup lama, dan telah ditemukan pusat spesialisasi medis di Barat yang menerapkan ‎puasa dengan meditasi Transendental, termasuk pusat medis ‎terkenal di Swedia dan satu lagi di Portugal.

Dalam studi yang dilakukan oleh Dr: Taha mohamed Ramiz, seorang konsultan dan psikiater (quwait), ia meneliti tentang bagaimana sistem saraf dan bagaimana prilaku seseorang ketika berpuasa. Dan rangkuman poin keajaiban ilmiah modern pada ibadah puasa ‎dalam pendekatan Islam sebagai berikut:

1. Bahwa Memiliki kontrol diri bagi orang puasa yang ‎berkomitmen secara biologis, psikologis dan perilaku, Mulai dari ‎menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, tidak ‎mengganggu, menjaga pandangan membahayakan. Memberinya‎kemampuan yang sangat terlatih dan yang baik untuk mengontrol ‎input dan rangsangan saraf dengan kemampuan mengurangi efek ‎fisik, mencegah pemusatan emosi terkait dengan penurunan efek ‎dari kegembiraan dalam kegiatan konfigurasi di otak. sehingga Kontrol-diri ini telah digunakan ‎dalam kebanyakan agama dan oleh para nabi dan orang-orang ‎bijaksana dan pemikir. Dan ini memberikan pada manusia ‎kapasitas kemurnian tinggi, kebijaksanaan, dan keseimbangan ‎psikologis.

2. Menanggung penderitaan lapar dan kesabaran, memperbaiki ‎tingkat serotonin, dengan obat berupa rasa sakit alami karena ‎bagian otak ada dua kelompok untuk mengetahui: (1) kelompok ‎Endorfin, terdiri dari 31 Asam Amino merupakan inti dari kelenjar ‎hipofisis dan bersifat material, berfungsi menenangkan nyeri 10 kali ‎lebih kuat dari obat-obat penenang Industri (2) Kelompok ‎Alancvalien Enkephalins, terdiri dari 5 asam amino, yang terdapat ‎pada ujung-ujung saraf. Dalam rangka untuk terus memproduksi ‎bahan-bahan obat penenang dan yang berkaitan dengan rasa sakit ‎dan depresi dimana manusia harus megalami kekurangan dan jenis‎ketahanan sakit untuk mencegah diri dari memakan zat dan obat-‎obatan yang berdampak ketergantungan, mati rasa dan sakit, ‎khususnya opium dan turunannya dan beberapa obat medis.

3. Perlu belajar kesabaran dan kemauan untuk pelatihan yang ‎diterima dalam banyak penelitian psikologi modern. Dan seperti ‎puasa sebagai latihan harian yang terorganisir membantu manusia ‎untuk mengubah gagasan, sikap dan tingkah laku yang diterapkan ‎yang mencakup control, pengorganisasian dari pusat-pusat saraf‎yang bertanggung jawab untuk mengatur kebutuhan biologis dan ‎insting makanan dan seks, serta sirkulasi jaringan saraf yang ‎terhubung, mencakup imajinasi, pikiran dan mengarahkan perilaku.

0 komentar:

Posting Komentar