A. Pengertian konversi agama
Konversi agama menurut etimologi konversi
berasal dari kata lain “Conversio” yang berarti: tobat, pindah, berubah (agama)
pengalihan, perubahan, pergantian. Selanjutnya, kata tersebut dipakai dalam
kata Inggris Conversion yang mengandung pengertian: berubah
dari suatu keadaan atau dari suatu agama ke agama lain (change from one
state, or from one religion, to another).
Pada umumnya pengertian konversi agama secara
terminology dapat diartikan sebagai berubah agama atau masuk agama. Menurut
pengertian ini, akan dikemukakan pendapat ahli psikologi mengenai pengertian
konversi agama, adalah
1.
Max Heirich mengatakan bahwa konversi agama adalah suatu
tindakan di mana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke suatu
sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.
2.
W.H.Clark mendefinisikan konversi agama merupakan
sebagai suatu macam pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang mengandung
perubahan arah yang cukup berarti, dalam sikap terhadap ajaran dan tindakan
agama.
3.
William James mengatakan, konversi agama merupakan berubah,
digenerasikan, untuk menerima kesukaan, untuk menjalani pengalaman beragama,
untuk mendapatkan kepastian adalah banyaknya ungkapan pada proses baik itu
berangsur-angsur atau tiba-tiba, yang dilakukan secara sadar dan
terpisah-pisah, kurang bahagia dalam konsekuensi penganutnya yang berlandaskan
kenyataan beragama.
4.
Thouless menyatakan, bahwa konversi agama adalah
istilah yang pada umumnya diberikan untuk proses yang menjurus kepada
penerimaan suatu sikap keagamaan, proses itu biasa terjadi secara
berangsur-angsur atau secara tiba-tiba.
5.
Coe menyebutkan bahwa konversi adalah realisasi
diri dengan suatu medium social. realisaisi diri berarti ada pribadi atau diri
yang baru, sedangkan medium social berarti konversi menjadikan social sebagai
medium untuk mengadopsi pemahaman keagamaan tertentu. dan konversi agama
diartikan sebagai reorientasi diri, menurut Coe, konversi mempunyai 4
kriteria utama :
·
Konversi adalah perubahan utama di dalam diri dan pribadi manusia
·
Perubahan tersebut tidak berkaitan dengan kematangan, tetapi lebih banyak
beurusan dengan masalah pengambilan keputusan, baik yang mendadak atau
bertahap, untuk menerima perspektif lain dimana pribadi baru tersebut ditemukan.
·
Perubahan kepribadian dan diri tersebut merupakan perubahan pola hidup
seseorang (fokus perhatian, minat dan tindakan yang betul betul baru).
·
Perubahan baru tersebut terlihat lebih luhur atau sebagai suatu emansipasi
atau pembebasan dari dilema hidup terdahulu atau kehidupan yang kurang
berharga.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan, bahwa konversi agama merupakan:
1. Adanya perubahan arah pandangan dan
keyakinan seseorang terhadap agama dan kepercayaan yang dianutnya.
2. Perubahan yang terjadi dipengaruhi
kondisi kejiwaan, sehingga perubahan tersebut dapat terjadi secara berproses
atau secara mendadak.
3. Perubahan tersebut tidak hanya
berlaku bagi pemindahan kepercayaan dari satu agama ke agama lain, akan tetapi
juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama yang dianutnya sendiri.
4. Selain faktor kejiwaan dan kondisi
lingkungan, maka perubahan itu pun disebabkan oleh faktor petunjuk dari Yang
Maha Kuasa.
B. Jenis-jenis konversi
Menurut Spilka (Gazi,2010) ada 2 jenis
konversi agama yaitu konversi agama mendadak, dan konversi agama bertahap, Berikut
ciri konversi agama mendadak :
a.
Perubahan secara drastis (Type Self Surrender)
Yaitu konversi yang terjadi secara
mendadak. Seseorang tanpa mengalami proses tertentu tiba-tiba berubah
pendiriannya terhadap suatu agama yang dianutnya. Perubahan tersebut dapat
terjadi dari kondisi tidak taat menjadi taat, dari tidak kuat keimanannya
menjadi kuat keimanannya, dari tidak percaya kepada suatu agama menjadi percaya.
Pada konversi jenis ini, menurut para ahli terdapat pengaruh petunjuk Tuhan
Yang Maha Kuasa terhadap seseorang. Sebab, gejala konversi ini terjadi dengan
sendirinya pada diri seseorang sehingga ia menerima kondisi yang baru dengan
penyerahan jiwa sepenuhnya. Dengan kata lain, konversi tipe ini merupakan
hidayah atau petunjuk dari Tuhan.
Masalah-masalah yang menyangkut terjadinya
konversi agama tersebut menurut tinjauan para psikolog adalah berupa pembebasan
diri dan tekanan batin, berikut ciri-ciri konversi mendadak
1.
Bersifat pasif orang yang mengalami konversi tiba tiba merasa berada dalam
suatu kekuatan atau kekuatan lain yang berpengaruh kuat terhadap dirinya.
2.
Kekuatan lain tersebut membuatnya tunduk dan patuh serta menerimanya. Tanpa
penerimaan terhadap kekuatan lain tersebut, konversi agama tidak akan pernah
terjadi.
3.
Persasaan berdosa dan bersalah yang sangat kuat dalam hal ini,konversi
merupakan solusi untuk menghadapi perasaan di bebani dosa dan salah.
b.
Perubahan secara bertahap (Type Valitional)
Yaitu konversi yang terjadi secara berproses,
sedikit demi sedikit, hingga kemudian menjadi seperangkat aspek dan kebiasaan
rohaniah yang baru. Konversi yang demikian ini sebagian besar terjadi sebagai
suatu proses perjuangan batin yang ingin menjauhkan diri dari dosa karena ingin
mendatangkan suatu kebenaran. Tipe ini dengan motivasi aktif dari pelaku dan
intelektual rasional yang lebih berperan, berikut ciri-cirinya :
1.
Pencarian makna tujuan hidup dengan cara yang aktif hal ini berkaitan dengan
perjuangan dan usah sadar seseorang untuk mencari jalan keluar lain.
2.
Pencarian makna hidup dan tujuan hidup dengan cara yang aktif. Hal ini
berkaitan dengan perjuangan dan usaha sadar seseorang untuk mencari jalan
keluar bagi berbagai persoalan pribadi dan kolektif.
3.
Orang yang mengalami konversi secara bertahap akan memperdalam agama dan
keyakinan yang dia terima secara terus menerus dan progresif
C. Proses konversi
Proses yang dilalui oleh orang-orang yang
mengalami konversi, berbeda antara satu dengan lainnya, selain sebab yang
mendorongnya dan bermacam pula tingkatnya, ada yang dangkal, sekedar untuk
dirinya saja dan ada pula yang mendalam, disertai dengan kegiatan agama yang
sangat menonjol sampai kepada perjuangan mati-matian. Ada yang terjadi dalam
sekejap mata dan ada pula yang berangsur-angsur.
Menurut M.T.L Penido berpendapat, bahwa proses
konversi agama mengandung unsur:
1. Unsur dari dalam diri (endogenos origin),
yaitu proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang atau kelompok.
Konversi yang terjadi dalam batin ini membentuk suatu kesadaran untuk
mengadakan suatu transformasi disebabkan oleh krisis yang terjadi dari pribadi.
Proses ini terjadi menurut gejala psikologis yang bereaksi dalam bentuk
hancurnya struktur psikologis yang lama dan seiring dengan proses tersebut
muncul pula struktur psikologis baru yang dipilih.
2. Unsur dari luar (exogenous origin), yaitu
proses perubahan yang berasal dari luar diri atau kelompok, sehingga mampu
menguasai kesadaran orang atau kelompok yang bersangkutan. Kekuatan yang datang
dari luar ini kemudian menekan pengaruhnya terhadap kesadaran, mungkin berupa
tekanan batin, sehingga memerlukan pnyelesaian oleh yang bersangkutan.
Kerangka proses konversi agama berikutnya yang dikemukakan oleh H.
Carrier, membagi proses tersebut dalam tahapan sebagai berikut:
1. terjadi disintegrasi sintesis kognitif dan motivasi
sebagai akibat darikisis yang dialami.
2. Reintegrasi kepribadian berdasarkan konversi agama yang
baru, maka terciptalah kepribadian baru yang berlawanan dengan struktur
lama.
3. Tumbuh sikap menerima konsepsi agama baru serta peranan
yang dituntut oleh ajarannya.
4. timbul kesadaran bahwa keadaan yang baru itu merupakan
panggilan suci petunjuk Tuhan.
Sedangkan menurut Dr. Zakiah
Daradjat. Memberikan pendapatnya yang berdasarkan proses kejiwaan
yang terjadi melalui 5 tahap, yaitu:
1. Masa tenang. Disaat ini kondisi jiwa seseorang berada
dalam keadaan tenang, karena masalah agama belum mempengaruhi sikapnya. Dimana
segala sikap, tingkah laku, dan sifat-sifatnya acuh tak acuh menentang agama.
2. Masa ketidaktenangan. Tahap ini berlangsung jika
masalah agama telah mempengaruhi batinnya. Dikarenakan suatu krisis, musibah
ataupun perasaan berdosa yang dialaminya. Hal ini menimbulkan keguncangan dalam
kehidupan batinnya, sehingga mengakibatkan kegoncangan yang berkecamuk dalam
bentuk rasa gelisah, panik, putus asa dan bimbang. konflik jiwa yang berat itu
menyebabkan orang lebih sensitif (mudah perasa, cepat tersinggung dan mudah
kena sugesti). Pada tahap ini terjadi proses pemilihan terhadap kepercayaan
baru untuk mengatasi konflik batinnya.
3. Masa konversi. Masa ini terjadi setelah konflik
batin mengalami keredaan, karena kemantapan batin dalam menentukan keputusan
untuk memilih yang dianggap serasi ataupun timbulnya rasa pasrah sehingga
terciptalah ketenangan dalam bentuk kesediaan menerima kondisi yang dialami
sebagai petunjuk illahi.
4. Masa tenang dan tentram. Masa tenang dan tentram
ditimbulkan oleh kepuasaan terhadap keputusan yang diambil. Ia timbul karena
telah mampu membawa suasana batin menjadi mantap sebagai pernyataan menerima
konsep baru.
5. Masa ekspresi konversi.
Pengungkapan konversi agama dalam tindak tanduk, kelakuan, sikap dan perkataan,
dan seluruh jalan hidupnya berubah mengikuti aturan-aturan yang diajarkan oleh
agama. Itulah yang akan membawa tetap dan mantapnya perubahan keyakinan
tersebut.
Menurut Wasyim (dalam
Sudarno, 2000) secara garis besar membagi proses konversi agama menjadi tiga,
yaitu:
1. Masa Gelisah (unsert), kegelisahan atau ketidaktenangan
karena adanya gap antara seseorang yang beragama dengan Tuhan yang di sembah.
Ditandai dengan adanya konflik dan perjuangan mental aktif.
2. Adanya rasa pasrah
3. Pertumbuhan secara
perkembangan yang logis, yakni tampak adanya realisasi dan ekspresi konversi
yang dialami dalam hidupnya.
Menurut Loflan dan Stark (Gazi 2010),
menggambarkan proses penyebab yang mendasari seseorang mengalami konversi,
proses tersbut lebih bersifat kualitiatif bukan sebab akibat dan tidak
disajikan dalam model empirik, dan mungkin tidak cocok untuk semua jenis
konversi agama, keduanya berpendapat bahwa konversi merupakan proses dari
berbagai fenomena yang dapat diidentifikasi dan saling berhubungan satu sama
lain. Ada 7 faktor:
3
faktor pertama faktor presdiposisi:
·
Pengalaman tertekan atau ketidakpuasan
·
Pengalaman terteekan tersbut ditafsirakn dalam perspektif agama
·
Dialami oleh orang-orang yang mempersepsikan diri meraka sebagai pencari
tuhan yang aktif.
4 faktor berikutnya faktor situasi :
·
Bertemu degnan tokoh suci pada satu titik krisis di dalam hidup
·
Ada kelekatan afeksi atau perasaan yang kuat terhadap salah saatu atau
lebih orang beriman yang memiliki komitmen agama yang kuat.
·
Di kombinasikan dengan kontak yang sedikti degnan kaum yang tidak beriman
·
Jika interaksi yang intensif berlangsung diantara pencari tuhan dengan kaum
berimana terus terjadi maka besar kemungkinan konversi akan terjadi.
D. Faktor-faktor konversi agama
Adapun para ahli psikologi berpendapat bahwa yang menjadi pendorong
terjadinya konversi agama adalah factor psikologis yang dapat ditimbulkan oleh
factor intern maupun ekstern. Factor-faktor tersebut apabila mempengaruhi
seseorang atau kelompok hingga menumbulkan semacam gejala tekanan batin, maka
akan terdorong untuk mencari jalan keluar yaitu ketenangan batin. Dalam kondisi
jiwa yang demikian itu secara psikologis kehidupan batin seseorang itu menjadi
kosong dan tak berdaya sehingga mencari perlindungan kekuatan lain yang mampu
memberinya kehidupan jiwa yang terang dan tenteram. sehingga konversi agama
dibaca sebagai pembebasan diri dari tekanan batin yang timbul dari dalam diri
(intern) maupun lingkungan (ekstern).
a.
Faktor intern:
·
Kepribadian, secara psikologis tipe kepribadian tertentu
dapat mempengaruhi kehidupan jiwa seseorang. Seperti halnya orang yang tipe
melankolis biasanya tingkat emosional lebih mendalam, sehingga mudah sensitive
dan mudah kena sugesti, yang dapat menyebabkan terjadinya konversi agama dalam
dirinya.
·
Pembawaan (hereditas), menurut penelitian Guy E. Swanson bahwa ada
semacam kecenderungan urutan kelahiran mempengaruhi konversi agama. . Anak
sulung dan anak bungsu biasanya tidak mengalami tekanan batin. Sementara anak
yang dilahirkan pada urutan tengah atau antara sulung dan bungsu sering
mengalami stres jiwa.
b.
Faktor ekstern:
·
Faktor keluarga, berbagai permasalahan yang terjadi didalam
keluarga entah itu ketidakharmonisan, berlainan agama, atau juga kurangnya
mendapatkan pengakuan dari kerabat dan lainnya, kondisi tersebut dapat
menyebabkan seseorang akan mengalami tekanan batin sehingga sering terjadi
konversi agama dalam usahanya untuk meredakan tekanan batin yang menimpa
dirinya.
·
Lingkungan tempat tinggal, yakni kondisi orang yang
merasa terlempar dari tempat tinggalnya dan hidup sebatang kara, menyebabkan
seseorang mendambakan ketenangan dan mencari tempar untuk bergantung hingga
kegelisahan batinnya hilang.
·
Perubahan status, yakni orang yang secara mendadak mengalami
perubahan status, misalnya perceraian, dikeluarkan dari sekolah, perubahan
pekerjaan, banyak mempengaruhi terjadinya konversi agama.
·
Kemiskinan, kondisi social ekonomi yang sulit juga merupakan
factor yang mendorong dan mempengaruhi terjadinya konversi agama.
Sedangkan menurut William James dan Max Heirich mengemukakan pendapat bahwa
konversi agama disebabkan faktor yang cenderung didominasi oleh lapangan ilmu
yang mereka tekuni. Para ahli agama menyatakan, bahwa yang menjadi faktor
pendorong terjadinya konversi agama adalah petunjuk Illahi. Pengaruh
supernatural berperan secara dominan dalam proses terjadinya konversi agama
pada diri seseorang atau kelompok. Namun demikian, terasa sulit untuk
membuktikan secara empiris tentang faktor ini, walau kita mempercayai bahwa
petunjuk Illahi memegang peran penting dalam perubahan perilaku keagamaan
seseorang. Oleh karena itu, perlu ditelusuri faktor-faktor lain, baik itu
dilihat dari latar belakang sosiologis, faktor kejiwaan maupun pendidikan yang
didapatkan.
Para ahli sosiologi berpendapat, bahwa yang
menyebabkan terjadinya konversi agama adalah pengaruh sosial. Pengaruh sosial
yang mendorong terjadinya konversi itu terdiri dari adanya berbagai faktor
lain:
·
Pengaruh hubungan antar pribadi baik pergaulan yang bersifat keagamaan
maupun non-agama (kesenian, ilmu pengetahuan ataupun bidang kebudayaan).
·
Pengaruh kebiasaan yang rutin. Pengaruh ini dapat mendorong seseorang atau
kelompok untuk berubah kepercayaan jika dilakukan seacara rutin hingga
terbiasa, misalnya: menghadiri upacara keagamaan, ataupun pertemuan yang
bersifat keagamaan baik pada lembaga formal, ataupun nonformal.
·
Pengaruh anjuran atau propaganda dari orang-orang yang dekat, misalnya:
karib, keluarga, dan famili.
·
Pengaruh pemimpin keagamaan.
·
Pengaruh perkumpulan berdasarkan hobi.
·
Pengaruh kekuasaan pemimpin.
.
E. Persuasif koersif dan konversi
Brainwashing atau pencucian otak adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
persuasif koersif (persuasi yang sifatnya pemaksaan) teknik pencucian otak ini
disimpulkan salah satu media yang digunakan oleh sekte-sekte sesat dalam
merekrut pengikutnya, atau yang dilakuakan pemimpin-pemimpin orang-orang yang
melakukan teror (teroris) bahkan sampai bunuh diri karena paham yang mereka
anut dan disalurkan kepada anggotanya melalui persuasif koesif ini, yang
mungkin awalnya paham itu bertentangan dengan mereka.
Proses persuasi koersif, Terdapat 5 faktor proses
terjadinya persuasi koersif yang mempengaruhi konversi
·
Kontrol dan isolasi total, secara individu atau dala kelompok kecil,
orang-orang diisolasi dalam kendali mutlak pihak yang berkuasa atau berwenang
atau yang memiliki otoritas.
·
Kelelahan dan kepenatan fisik. Secara fisik orang yang mengalami kelelahan
bisa saja dalam keadaan ini seseorang disiksa agar meraih tujuan yang dimaksud.
·
Kebingungan dan ketidak pastian, sistem keyakina personal diserang dan
diubah, ketidak pastian dikaitakn dnegna ketiadak pastian nilai yang dianut
target.
·
Kesalahan dan penghinaan. Perasaan bersalah dan penghinaan pribadi
didinduksi dengan berbagai cara. Semuanya diarahkan untuk membuta targe
peraasaanya tidak nyaman terhina jika target bertahan daengan komitmtn searang.
·
Dikeluarkan sebagai pribadi baru dengan resolusi baru. Target dikeluarkan
mereka yang berubah secara sukarela diselamatkan rasa bersalah dan kebingunan
yang sengaja disuntikkan melalui sistem keyakinan baru.
0 komentar:
Posting Komentar