Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno (psyche
= jiwa dan logos = kata). Jadi, psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda karena lahir sekitar akhir tahun 1800an.
Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan
masalah psikologi. Seperti filosof Yunani, terutama Plato dan Aristoteles.
Psikologi memiliki tiga fungsi
sebagai ilmu yaitu:
·
Menjelaskan
Yaitu mampu menjelaskan apa,
bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya berupa deskripsi atau
bahasan yang bersifat deskriptif.
·
Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau
memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil
prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
·
Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku
sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya prevensi atau pencegahan, intervensi atau treatment
serta rehabilitasi atau perawatan.
Ruang Lingkup psikologi meliputi:
·
Seluruh aspek dari manusia
·
Seluruh aktivitas dan perilaku
manusia
·
Umum, klinis, pendidikan,
perkembangan, sosial, industri, dan organisasi
Psikologi juga memiliki metode-metode dalam
proses pembelajarannya. Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan
yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Maka metode psikologi adalah cara yang
digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi, yaitu
mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip tentang tingkah laku individu
dalam situasi pembelajaran dan dapat membantu proses pembelajaran tersebut.
Dalam hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini juga dapat
dipergunakan oleh para pendidik atau pengajar dalam memahami dan memecahkan problem-problem psikologi.
Berikut ini dibahas
beberapa metode yang lazim dipergunakan dalam psikologi pendidikan, dengan menitikberatkan
pada metode pengumpulan data.
a.
Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku individu dalam situasi yang wajar,
dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti dengan
upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti
individu tersebut dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui individu
itu sedang di observasi. Sebelum observasi dilaksanakan harus ada persiapan
yang matang tentang aspek-aspek tingkah laku yang akan di observasi. Dengan
kontinyu berarti dalam melaksanakan observasi harus berkesinambungan antara
periode yang satu dengan periode yang lain. Dengan sistematik berarti
aspek-aspek yang di observasi itu harus tersusun secar teratur, sehingga tidak
sekedar tumpukan catatan tentang tingkah laku. Dengan upaya mencatat atau
merekam tentu dengan mudah kita pahami karena jika hanya mengamati tanpa
mencatat atau merekam, maka hasilnya mudah dilupakan. Dewasa ini dengan
kemajuan teknologi, observasi itu semakin maju.
b.
Metode Eksperimen dan Tes
Dengan metode eksperimen dapat diciptakan situasi buatan. Dalam pembelajaran,
dan pada situasi itu ditempatkan subjek penelitian tertentu. Kepada subjek di
sampaikan perangsang-perangsang untuk mendapatkan reaksi atau respon tertentu.
Kemudian respon itu di analisis untuk
mendapatkan kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua kemlompok subjek,
yaitu kelompok eksperian dan kelompok kontrol.
Metode test dilakukan dengan memberikan tugas yang dilakukan
oleh subjek, baik tugas tertulis maupun tugas lisan.
c.
Metode Kuesioner dan Interview
Kuesioner sering disebut juga angket. Berupa daftar yang memuat
sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek untuk dikerjakan (dijawab).
Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan disimpulkan. Pada umumnya jawaban
itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal memilih jawaban yang tepat untuk
setiap item. Ditinjau dari segi penjawab, dapat dibedakan atas dua macam, yaitu
langsung (direct) dan tak langsung (indirect). Disebut langsung jika yang harus
menjawab adalah subjek itu sendiri, dan disebut tak langsung jika yang menjawab
harus menjawab adalah orang yang mengetahui hal-ikhwalnya subjek itu.
d.
Metode Ilmiah
Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan
dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik,
dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh
penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang
lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
e.
Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang
terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran
(contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis.
f.
Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai
perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
Dalam
pelaksanaan riset mengenai bidang psikologi telah dibuat kode etik yang wajib
di patuhi. Kode Etik dibuat untuk menjadi pegangan dalam terapan praktik
psikologi. Kode Etik Psikologi dilengkapi dengan penjelasan dalam bentuk Pedoman Pelaksanaan, yang
memuat tentang prinsip-prinsip pelaksanaannya. Apabila dalam pelaksanaan
tugasnya selaku Ilmuwan Psikologi atau Psikolog ternyata terjadi tindakan yang
dianggap melanggar hukum, maka penyelesaian masalahnya diproses menurut hukum
yang berlaku, sebagai ungkapan tanggung jawab dalam terapan psikologi.
·
Pseudosains adalah kehausan masyarakat umum akan informasi
psikologi telah menciptakan peluang pasar yang cukup luas bagi para
psychobabble.
·
Psychobabble bersifat tidak ilmiah dan tidak tepat.
·
Pseudosains dapat memberikan serta menyelesaikan masalah dalam
kehidupan.
Online Gaming and Hotel | Kambi Hotels & Casinos in India
BalasHapusExplore 밀양 출장안마 the latest online gambling and hotel 강원도 출장샵 deals on 강원도 출장샵 Kambi in 충청남도 출장샵 Kambi, Kambi 파주 출장샵 Hotels & Casinos in India.